POSKOTA.CO.ID - Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, menjadi sorotan nasional setelah muncul laporan mengejutkan mengenai seorang anak berusia 9 tahun yang diduga melakukan pembakaran terhadap belasan rumah warga.
Peristiwa ini terjadi di kawasan Tipar, Kota Sukabumi, pada Jumat hingga Sabtu, 2–3 Mei 2025. Menurut sumber dari unggahan akun TikTok @sideproject27, sebanyak 13 rumah warga hangus terbakar, diduga akibat aksi anak tersebut.
Meskipun terdengar tidak masuk akal, namun laporan dari warga setempat serta dokumentasi kronologi menyebutkan bahwa anak tersebut melakukan aksinya secara acak dengan menggunakan korek api gas sebagai alat pembakar.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Virgo: Keberuntungan Mengalir Deras, Masalah Ekonomi dan Asmara Selesai
Kronologi Peristiwa Menggemparkan
Berdasarkan informasi yang beredar, aksi pembakaran dimulai pada Jumat malam, 2 Mei 2025. Warga mencium adanya keanehan saat kebakaran kecil terjadi di salah satu sudut pemukiman padat penduduk. Keesokan harinya, kebakaran kembali terjadi di titik yang berbeda.
Kecurigaan mulai mengarah pada seorang bocah laki-laki berusia 9 tahun yang terlihat berada di lokasi beberapa saat sebelum api muncul.
Pada Sabtu malam, saat anak tersebut mencoba mengulangi perbuatannya, ia ditangkap oleh petugas ronda setempat dan langsung dibawa ke Polsek Citamiang untuk dilakukan pemeriksaan.
Motif: Antara Rasa Ingin Tahu dan Pengaruh Media
Salah satu dugaan motif yang beredar adalah bahwa bocah ini meniru adegan dari film atau game yang ditontonnya. Hal ini memunculkan diskusi luas mengenai pengaruh konten media terhadap perilaku anak.
Kepala Dinas Perlindungan Anak Kota Sukabumi menyebutkan bahwa pengaruh visual dari media digital bisa memicu tindakan impulsif, terlebih pada anak yang belum memiliki kesadaran hukum dan moral yang matang.
“Kami menduga kuat tindakan ini bukan karena niat jahat, melainkan ketidaktahuan akibat paparan konten kekerasan,” ujarnya.
Reaksi Warga dan Dampak Sosial
Masyarakat yang menjadi korban mengalami kerugian luar biasa. Rumah mereka hangus dilalap api, dan beberapa warga bahkan terpaksa mengungsi ke rumah kerabat maupun fasilitas umum seperti balai RW.