Penuh Haru, Luna Maya Jalani Prosesi Siraman Menjelang Akad Nikah dengan Maxime di Bali

Rabu 07 Mei 2025, 11:35 WIB
Menjelang pernikahannya yang telah lama dinantikan, Luna Maya menjalani prosesi siraman yang sarat makna budaya dan emosional pada Selasa, 6 Mei 2025, di Bali. (Sumber: Instagram/Luna Maya)

Menjelang pernikahannya yang telah lama dinantikan, Luna Maya menjalani prosesi siraman yang sarat makna budaya dan emosional pada Selasa, 6 Mei 2025, di Bali. (Sumber: Instagram/Luna Maya)

POSKOTA.CO.ID - Sehari sebelum resmi menyandang status sebagai istri Maxime Bouttier, aktris sekaligus pengusaha Luna Maya menjalani prosesi siraman yang berlangsung sakral dan menyentuh hati.

Prosesi yang dihelat secara tertutup ini mengambil tempat di area outdoor sebuah vila eksklusif di Bali, dikelilingi keindahan alam tropis dan dekorasi megah yang memadukan unsur tradisional dan modern.

Siraman merupakan bagian tak terpisahkan dari rangkaian adat pernikahan tradisional Jawa dan Bali, yang melambangkan pembersihan diri lahir dan batin calon pengantin.

Dalam suasana yang begitu syahdu, Luna Maya tampak anggun dan bersahaja mengenakan kebaya bernuansa abu, ditemani keluarga terdekat serta sahabat karibnya.

Baca Juga: Aroma El Clasico di Laga Timnas Indonesia Kontra Qatar Jika Bertemu di Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026

Air Tujuh Mata Air: Simbol Keberkahan dan Doa Restu

Hal istimewa dari prosesi siraman ini adalah penggunaan air dari tujuh sumber mata air yang memiliki makna mendalam bagi Luna Maya.

Air yang digunakan bukanlah sembarang air, melainkan dikumpulkan secara khusus dari lokasi-lokasi yang punya ikatan emosional dan historis bagi dirinya dan keluarganya.

  1. Air dari rumah Luna Maya di Jakarta, tempat ia tumbuh dan menjalani sebagian besar kehidupannya sebagai publik figur.
  2. Air dari rumah mendiang eyang pihak ayah, sebagai simbol penghormatan kepada leluhur.
  3. Air dari kantor TS Media, perusahaan media digital yang dibangun oleh Luna sebagai wujud dedikasi dan perjuangan dalam karier.
  4. Air dari rumah ibunda Luna di Desa Maya, Bali, yang menjadi representasi akar budaya Bali dalam dirinya.
  5. Air dari Masjid Al Azhar Jakarta, menunjukkan sisi spiritual dan religiusitas dalam memulai babak baru.
  6. Air dari lokasi akad nikah di Ubud, Bali, menandai tempat penyatuan cinta dan komitmen.
  7. Air zam-zam, yang dikenal sebagai air suci dalam Islam, menyimbolkan keberkahan dan kesucian.

Campuran air dari tujuh sumber ini dipadukan dengan kembang setaman, menciptakan simbol pembersihan diri secara spiritual dan emosional.

Pesan Haru untuk Sang Ibunda

Prosesi siraman tak hanya menjadi ritual simbolik, tetapi juga menjadi momen emosional bagi Luna Maya. Di tengah prosesi, dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca, Luna menyampaikan permohonan maaf dan memohon restu dari sang ibunda untuk melangkah ke jenjang pernikahan.

Ungkapan tersebut menggambarkan hubungan mendalam antara anak dan ibu, serta makna sejati dari sebuah pernikahan sebagai langkah baru dalam kehidupan yang penuh tanggung jawab.

“Ma, terima kasih untuk segalanya... Aku mohon izin dan restu, aku ingin menikah,” ucap Luna lirih sambil menggenggam tangan sang ibunda.

Momen ini membuat hadirin yang menyaksikan prosesi tersebut turut larut dalam suasana haru yang mendalam.

Penampilan Elegan dan Serasi

Tidak hanya suasana, penampilan Luna Maya dan Maxime Bouttier juga menjadi sorotan publik. Keduanya tampil dalam balutan busana adat yang memadukan unsur tradisi dan modernitas dengan sangat harmonis.

Luna Maya:

  • Kebaya abu berbahan lace yang lembut dengan detail bordir halus, memancarkan keanggunan dan kelembutan.
  • Kemben bermotif bunga pink salmon, memberi nuansa manis dan feminin.
  • Sanggul klasik dihiasi bunga melati dan mawar, menambah kesan sakral dan anggun.

Maxime Bouttier:

  • Beskap berwarna abu dengan tekstur halus dan potongan klasik yang elegan.
  • Kain batik motif tradisional berwarna gelap yang kontras namun serasi dengan atasan.
  • Aksesori pelengkap seperti blangkon dan selop berbahan velvet senada, serta kancing dan cufflinks emas-putih mempertegas karisma dan kesopanan.

Kehadiran mereka sebagai pasangan tampak memancarkan keseimbangan dan kecocokan tidak hanya dari segi penampilan, tetapi juga dari gestur dan kebersamaan yang tulus.

Baca Juga: Luna Maya dan Maxime Bouttier Resmi Menikah Hari Ini di Bali, Gabungkan Tiga Konsep Budaya Bali-Jawa-Eropa

Acara Intim Bernuansa Eksklusif

Prosesi ini dilangsungkan secara privat dan hanya dihadiri keluarga inti serta sahabat terdekat. Keputusan untuk menjaga privasi ini sejalan dengan sikap Luna dan Maxime yang ingin menjaga kekhusyukan momen sakral menjelang akad nikah mereka.

Dekorasi tempat acara memperlihatkan perpaduan budaya Jawa dan Bali, dihiasi dengan ornamen bunga lokal, ukiran kayu tradisional, dan sentuhan klasik Eropa seperti pilar putih marmer dan chandelier kristal gantung. Elemen ini menciptakan atmosfer eksklusif namun tetap hangat dan membumi.

Prosesi siraman Luna Maya bukan hanya menandai hari menjelang pernikahan, tetapi juga menjadi refleksi budaya dan nilai-nilai kekeluargaan yang masih dijunjung tinggi oleh pasangan publik figur sekaliber mereka.

Momen sakral yang dibalut dalam estetika budaya dan spiritualitas ini memperlihatkan bahwa pernikahan tidak hanya sekadar pesta, melainkan juga ikrar suci yang didahului dengan perenungan, pembersihan diri, dan restu keluarga.

Rangkaian menuju pernikahan Luna dan Maxime Bouttier bukan hanya menjadi konsumsi publik sebagai hiburan, melainkan juga dapat menjadi inspirasi akan pentingnya menjaga akar budaya, menghormati orang tua, dan menjalani prosesi sakral dengan hati yang bersih.

Mereka dijadwalkan akan melangsungkan akad nikah pada Rabu, 7 Mei 2025 di Ubud, Bali, dalam suasana yang diharapkan penuh berkah dan cinta.

Berita Terkait

News Update