Film Kontroversial 'Gowok Kamasutra Jawa' Ternyata Sudah Ditayangkan di Festival Internasional

Rabu 07 Mei 2025, 18:38 WIB
Film "Gowok Kamasutra Jawa" karya Hanung Bramantyo terpilih bersaing di IFFR 2025, mengangkat kisah kontroversial profesi guru seksual di Jawa pada 1955-1965. Tayang di festival pada Februari 2025.
(Sumber: X/@CenayangFilm)

Film "Gowok Kamasutra Jawa" karya Hanung Bramantyo terpilih bersaing di IFFR 2025, mengangkat kisah kontroversial profesi guru seksual di Jawa pada 1955-1965. Tayang di festival pada Februari 2025. (Sumber: X/@CenayangFilm)

POSKOTA.CO.ID - Sebelum memanjakan mata penonton Indonesia di bioskop, film "Gowok Kamasutra Jawa" karya Hanung Bramantyo telah berhasil meraih prestasi luar biasa.

Film yang mengundang kontroversi ini terpilih untuk berlaga di Big Screen Competition pada ajang bergengsi International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2025.

Ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi Hanung Bramantyo, karena filmnya diputar di festival yang dikenal dengan keberanian mengeksplorasi film-film berani yang menggabungkan estetika dengan unsur hiburan.

Baca Juga: Banyak Adegan Vulgar? Ini Sinopsis Film Gowok Kamasutra yang Disutradarai Hanung Bramantyo dan Dibintangi Reza Rahadian

Festival ini berlangsung pada 30 Januari hingga 9 Februari 2025, dan menjadi panggung bagi karya-karya sinematik yang menghadirkan cerita-cerita unik dan memprovokasi.

"Gowok Kamasutra Jawa" ditayangkan pada beberapa jadwal berbeda, yaitu pada Minggu, 2 Februari 2025, Senin, 3 Februari 2025, Rabu, 5 Februari 2025, dan Kamis, 6 Februari 2025.

Film ini membawa penonton kembali ke tahun 1955 hingga 1965, menggali kisah kontroversial mengenai profesi langka namun penting dalam budaya Jawa, yaitu Gowok.

Seorang guru yang mengajarkan keterampilan seksual kepada calon pengantin pria, Gowok membimbing pria untuk memahami hak-hak perempuan dalam hubungan, baik secara fisik maupun emosional, melalui kitab-kitab klasik seperti Centhini, Nitimani, dan Wulangreh.

Baca Juga: Sinopsis dan Daftar Pemain Film Gowok Kamasutra Jawa, Tayang Perdana di Festival Internasional

Namun, profesi ini tidak bertahan lama. Setelah peristiwa 1965, praktik ini dianggap sebagai pelacuran terselubung dan akhirnya dihapuskan. Kini, profesi tersebut hanya menjadi bagian dari legenda, sebuah kisah yang terpendam dalam sejarah.

"Gowok Kamasutra Jawa" berhasil menggali tema-tema tabu ini, dan menarik perhatian dunia di ajang IFFR 2025.

Berita Terkait

News Update