POSKOTA.CO.ID - Belakangan tengah viral sebuah aplikasi yang menawarkan insentif finansial Rp800.000 bagi pengguna yang bersedia melakukan scan iris mata atau retina mata.
Aplikasi tersebut bernama World App, di mana setelah ramai dibicarakan memicu kekhawatiran publik mengenai potensi pelanggaran privasi dan penyalahgunaan data biometrik.
World App ini dikembangkan oleh Tools for Humanity (TFH), organisasi teknologi asal Amerika Serikat yang didirikan oleh CEO OpenAI, Sam Altman.
Tujuan dari World App ini adalah membangun sistem identitas digital global berbasis data biometrik menggunakan perangkat bernama Orb.
Perangkat Orb ini dilengkapi teknologi pemindai canggih yang tidak hanya merekam gambar iris mata, tetapi juga menangkap citra tubuh, wajah, serta tanda vital seperti detak jantung dan pernapasan.
Semua data ini diubah menjadi IrisHash, kode unik yang diklaim tidak dibagikan secara eksternal dan hanya digunakan untuk verifikasi identitas di dalam sistem World.
Nantinya setelah pengguna terverifikasi, akan mendapat insentif berupa Worldcoin senilai Rp200.000 - Rp800.000. Namun, apakah benar data biometrik tersebut aman? Berikut penjelasannya.
Baca Juga: Pendapat Para Ahli Dunia Mengenai Kontroversi World App
Ancaman Serius Privasi Pengguna Saat Scan Iris Mata
Menurut platform keamanan digital TrustCloud, data biometrik termasuk hasil scan iris mata dikategorikan sebagai informasi sangat sensitif.
Tidak seperti nama atau alamat yang bisa diubah, data biometrik bersifat permanen dan unik bagi setiap individu.
Sekali data ini bocor atau diretas risikonya sangat besar, di antaranya:
Pencurian Identitas Keuangan
Penjahat siber bisa menggunakan data ini untuk membobol rekening, menyalahgunakan kartu kredit, atau mengajukan pinjaman.
Baca Juga: Di Balik Inovasi World App: Ancaman Privasi yang Memicu Pelarangan Global
Penipuan Identitas Digital
Dengan iris mata seseorang, verifikasi di berbagai layanan digital dapat dimanipulasi.
Kejahatan Fisik
Data biometrik juga bisa digunakan untuk menyusup ke area terbatas atau menyamar sebagai orang lain.
TrustCloud mengibaratkan bahwa menyerahkan pindaian iris mata setara dengan memberikan dokumen identitas pribadi tanpa pengaman.
Baca Juga: WorldCoin Dihentikan Kominfo! Siapa Pemiliknya dan Mengapa Pindai Retina Dihargai Rp800 Ribu?
Dugaan Eksploitasi Data
Sebuah investigasi yang dirilis MIT Technology Review pada tahun 2022, mengungkap dugaan bahwa World App telah mengumpulkan data biometrik dari kelompok rentan di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Metode promosi yang digunakan pun berbeda di tiap negara. Di Indonesia, imbalan berupa uang tunai ditawarkan.
Di Sudan, pengguna ditawari hadiah seperti AirPods. Namun, satu pola yang konsisten adalah pemanfaatan kelompok masyarakat rentan sebagai target utama pengumpulan data.
Baca Juga: Pindai Iris Mata di Worldcoin dan WorldID Meresahkan, Polri Siap Ambil Langkah Hukum
Apakah World App Aman Digunakan?
Meski World App mengklaim menggunakan teknologi enkripsi dan zero-knowledge proofs untuk menjaga privasi pengguna, banyak pihak tetap mempertanyakan transparansi, keamanan, serta potensi penyalahgunaan data biometrik yang telah terkumpul.
Jika terjadi kebocoran, pengguna tidak dapat mengganti data biometrik mereka seperti halnya mengganti kata sandi.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami sepenuhnya bahaya scan iris mata dan risiko jangka panjangnya sebelum memberikan informasi biometrik kepada platform apa pun.