Tanggal 4 Mei Memperingati Hari Anti Bullying Sedunia: Ini Sejarah dan Dampak dari Perundungan

Sabtu 03 Mei 2025, 12:40 WIB
Hari Anti Bullying Sedunia diperingati setiap 4 Mei. Ketahui sejarah, dampak psikologis, dan cara melawan perundungan. (Sumber: Freepik/pikisuperstar)

Hari Anti Bullying Sedunia diperingati setiap 4 Mei. Ketahui sejarah, dampak psikologis, dan cara melawan perundungan. (Sumber: Freepik/pikisuperstar)

Untuk memutus rantai bullying, diperlukan kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat. Berikut langkah-langkah yang bisa diambil:

  • Laporkan pada orang dewasa yang dipercaya (guru, orang tua, atau konselor).
  • Jangan diam saat melihat bullying, berikan dukungan pada korban.
  • Tingkatkan empati dengan edukasi anti-bullying sejak dini.
  • Manfaatkan media sosial untuk kampanye positif melawan cyberbullying.

Indonesia dan Tantangan Anti-Bullying

Di Indonesia, kasus bullying masih marak, baik di sekolah maupun di dunia maya. Data KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) mencatat peningkatan laporan bullying setiap tahun, terutama di era digital.

Oleh karena itu, peringatan Hari Anti Bullying Sedunia harus menjadi pengingat bagi semua pihak untuk lebih peduli dan mengambil tindakan tegas.

Hari Anti Bullying Sedunia bukan hanya tentang seruan, tetapi ajakan untuk bertindak. Mulai dari hal kecil seperti:

  • Mengenakan atribut pink, ungu, atau biru pada 4 Mei sebagai bentuk solidaritas.
  • Mengadakan diskusi atau workshop tentang bahaya bullying.
  • Mendorong kebijakan sekolah yang lebih ketat terhadap pelaku intimidasi.

Baca Juga: 5 Fakta Unik di Balik Hari Pendidikan Nasional 2 Mei

Dengan kesadaran penuh, kita bisa menciptakan dunia yang lebih ramah, inklusif, dan bebas dari intimidasi. Selamat Hari Anti Bullying Sedunia!

Hari Anti Bullying Sedunia pada 4 Mei bukan sekadar peringatan simbolis, melainkan pengingat bahwa setiap individu berhak merasa aman dan dihargai.

Dari aksi sederhana dua siswa di Kanada hingga diakui oleh PBB, gerakan ini membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil.

Mari terus bergerak bersama, karena melawan bullying adalah tanggung jawab kita semua, bukan hanya korban, tapi juga keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Di tengah maraknya kasus bullying, terutama di dunia digital, kesadaran dan aksi nyata menjadi kunci utama. Edukasi tentang bahaya intimidasi harus diberikan sejak dini, sementara korban perlu didukung tanpa penghakiman.

Dengan empati dan keberanian untuk bersuara, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, di mana perbedaan bukan alasan untuk merendahkan, melainkan merayakan keberagaman.

Berita Terkait

News Update