Mengenal Herfesa Shafira Devi Remaja 16 Tahun Asal Sleman Tembus Piala Dunia Catur dan Raih Gelar Woman International Master!

Sabtu 03 Mei 2025, 17:46 WIB
Herfesa Shafira Devi (Sumber: Ist)

Herfesa Shafira Devi (Sumber: Ist)

POSKOTA.CO.ID - Turnamen Asian Zone 3.3 Chess Championship 2025 resmi berakhir pada 1 Mei, dan Indonesia patut berbangga. Pecatur muda asal Sleman, Herfesa Shafira Devi (16), tampil gemilang di kategori putri dengan merebut gelar juara.

Prestasinya ini memastikan tempatnya di ajang bergengsi FIDE Women’s World Cup 2025, sekaligus memberinya gelar internasional baru: Woman International Master (WIM).

Selain itu, Shafira juga membawa pulang hadiah uang sebesar $1215 serta peningkatan rating FIDE sebanyak 172 poin.

Dalam sembilan babak pertandingan, Shafira (rating 1983) menunjukkan performa luar biasa dengan mengumpulkan total 7 poin lewat 5 kemenangan, 2 hasil imbang, dan hanya 1 kekalahan.

Baca Juga: Utut Adianto Buka Turnamen Catur PDI Perjuangan Kota Tangerang

Ia menghadapi lawan-lawan tangguh, termasuk dua WGM, dua WIM, satu WFM, dan tiga WCM.

Konsistensinya sejak awal membuahkan hasil, terutama saat menutup turnamen dengan kemenangan dramatis yang mengantarnya dari peringkat keempat ke posisi puncak.

“Saat babak kedelapan aku masih di posisi keempat. Tapi babak terakhir jadi momen favoritku. Rasanya seperti keajaiban,” ujar Shafira dalam wawancara usai pertandingan dikutip Poskota dari website chess.com pada Sabtu, 3 April 2025.

Perjuangan yang Tidak Mudah

Perjalanan Shafira di turnamen ini penuh dinamika. Ia memulai langkah dengan mengalahkan Dulguun Bayarbileg (1630), lalu mencetak kejutan dengan menundukkan WGM Janelle Mae Frayna (2311), pecatur top wanita Filipina.

Di babak ketiga, ia menumbangkan rekan senegaranya, WIM Laysa Latifah (2262). Setelah bermain imbang dengan WCM Khishigbaatar (2265), Shafira sempat kalah dari WCM Bat-Erdene (2302) satu-satunya kekalahan dalam turnamen ini.

Namun, ia bangkit dengan mengalahkan WFM Bayanmunkh (2342), kemudian mencatat hasil imbang saat melawan WIM Bayarjargal (2091), dan meraih kemenangan atas WCM Bayarsaikhan (1871).

Di babak penentuan, ia menundukkan pecatur tuan rumah, WGM Turmunkh Munkhzul (2301), yang memastikan gelar juara berada di tangannya.

Di balik keberhasilannya, Shafira mengungkap bahwa tantangan terbesar datang dari dalam dirinya sendiri, bukan sekadar dari papan catur. Persiapan yang matang menjadi faktor kunci keberhasilannya, termasuk peningkatan intensitas latihan sebelum turnamen.

“Kontrol emosi itu paling susah, apalagi waktu hasil remis di babak yang sebenarnya bisa aku menangkan,” ungkapnya.

Menyikapi Piala Dunia mendatang, Shafira tetap rendah hati.

“Karena ini pengalaman pertama, aku hanya ingin bermain sebaik mungkin.” Tambahnya.

Dukungan dari keluarga dan teman-teman yang menyemangatinya melalui pesan pribadi juga menjadi kekuatan tambahan. Ia menjadikan para Grandmaster dunia sebagai sumber inspirasi.

Pada kategori wanita, Indonesia juga diwakili oleh WIM Laysa Latifah yang tampil solid di posisi ketujuh dengan 6,5 poin.

Sementara di kategori terbuka, gelar juara direbut GM Tin Jingyao (2597) dari Singapura. Dua peringkat berikutnya diraih IM Agibileg Uurtsaikh (2366) dan IM Gan-Erdene Sugar (2459) dari Mongolia.

Dari pihak Indonesia, IM Yoseph Theolifus Taher (2464) meraih 5,5 poin dan finis di urutan ke-12, sementara IM Nayaka Budhidharma (2390), GM Novendra Priasmoro (2437), dan FM Satria Duta Cahaya (2416) masing-masing mengoleksi 5 poin dan berada di posisi ke-16, 19, dan 22.

Keberhasilan Shafira tidak hanya mencerminkan pencapaian individu, tetapi juga menjadi angin segar bagi perkembangan catur Indonesia di kancah dunia.

Keberhasilan ini sangat mengejutkan sekaligus menggembirakan. Dunia catur putri Indonesia memiliki peluang besar untuk lebih bersinar di tingkat dunia,” kata Manajer Tim Catur Indonesia, Henry Hendratno, dikutip dari Portal Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Profil Herfesa Shafira Devi

Dilansir dari laman Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY), pecatur muda berbakat bernama lengkap Herfesa Shafira Devi berasal dari Sleman, Yogyakarta. Saat ini, Shafira masih duduk di bangku SMPN 4 Depok Sleman, menandakan bahwa di usianya yang baru 16 tahun, ia telah menunjukkan prestasi luar biasa.

Baca Juga: ASEAN Para Games 2022: Tim Catur Indonesia Target Minimal 9 Emas

Sebelum menapaki ajang internasional, Shafira telah mengoleksi berbagai prestasi membanggakan, di antaranya meraih medali emas dalam Pekan Olahraga Daerah (Porda) DIY 2022, menjadi juara Kejuaraan Catur Nasional U-19 kategori putri, serta tampil dalam PON Aceh-Sumut 2024 pada nomor catur standar perseorangan.

Shafira juga pernah menorehkan kemenangan di tingkat dunia dengan menjuarai Kejuaraan Catur Yunior ASEAN “21st ASEAN+ Age Group Chess Championship 2023” yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand.

Atas pencapaiannya, Shafira mendapat penghargaan dari Bupati Sleman saat itu, Kustini Sri Purnomo, yang memberikannya dana pembinaan sebesar Rp5.150.000 untuk memotivasi semangatnya dalam berkompetisi lebih jauh.

Berkat kemampuannya yang luar biasa, Shafira pun terpilih untuk mewakili Indonesia dalam ajang Kualifikasi Piala Catur Dunia 2025 Zona 3.3 sekaligus Asian Zone 3.3 Chess Championship 2025 Kategori Putri yang berlangsung di Ulaanbaatar, Mongolia pada 22 April hingga 2 Mei 2025.

Berita Terkait

News Update