Sebelumnya, akses pendidikan hanya terbatas bagi kaum bangsawan dan warga Belanda.
Pada saat yang sama, ia mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara dan melepas gelar kebangsawanannya. Langkah ini diambil agar ia bisa lebih dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun secara batin.
Filosofi Pendidikan: Ing Ngarsa Sung Tuladha
Ki Hajar Dewantara mencetuskan filosofi pendidikan yang hingga kini masih relevan dan digunakan di Indonesia. Semboyannya yang terkenal berbunyi:
"Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani."
Artinya: "Di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan."
Frasa "Tut Wuri Handayani" menjadi bagian dari logo dan slogan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Menteri Pendidikan Pertama dan Pahlawan Nasional
Setelah Indonesia merdeka, Ki Hajar Dewantara dipercaya menjadi Menteri Pengajaran dalam kabinet pertama Republik Indonesia.
Pada tahun 1957, ia dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai penghargaan atas dedikasinya dalam bidang pendidikan.
Pada tahun yang sama, Presiden Soekarno mengangkatnya sebagai Pahlawan Nasional, menjadikannya salah satu tokoh penting dalam sejarah perjuangan bangsa.
Dengan dedikasi dan perjuangannya, Ki Hajar Dewantara layak dikenang sebagai Bapak Pendidikan Nasional.
Warisannya dalam dunia pendidikan terus hidup dan menjadi fondasi bagi sistem pendidikan di Indonesia hingga saat ini.