Namun tantangan baru juga muncul, seperti diskriminasi digital, kekerasan berbasis gender di dunia maya, dan kesenjangan akses pendidikan.
Oleh karena itu, penting bagi institusi pendidikan untuk tidak hanya merayakan Hari Kartini secara simbolik, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kritis dan keterampilan abad ke-21 yang memberdayakan semua anak, tanpa memandang jenis kelamin.
Hari Kartini bukan hanya milik perempuan, melainkan milik seluruh bangsa Indonesia yang menginginkan kemajuan dan keadilan.
Dengan mengenang jasa RA Kartini setiap tanggal 21 April, kita tidak sekadar memperingati sejarah, tetapi juga mewarisi semangat perjuangan untuk masa depan yang lebih baik.