“Fitnah ini sudah terlalu jauh. Saya punya dua anak laki-laki, dan suatu hari mereka akan dewasa dan melihat semua berita yang masif tersebar ini,” ungkap Paula dengan nada emosional.
Sebagai ibu dari Kiano dan Kenzo, dua anak hasil pernikahannya dengan Baim Wong, Paula mengaku sangat peduli terhadap masa depan anak-anaknya. Ia menyayangkan bagaimana media dan opini publik kerap kali membentuk narasi sepihak yang merugikan satu pihak, tanpa dasar bukti yang valid.
Bantahan Terhadap Tuduhan Perselingkuhan
Salah satu isu paling kontroversial dalam proses perceraiannya adalah dugaan perselingkuhan yang diarahkan kepada Paula. Menanggapi hal ini, Paula memberikan bantahan keras. Ia menegaskan bahwa dirinya setia dalam pernikahan dan tidak pernah melakukan tindakan yang dituduhkan.
“Demi anak-anak dan kedua orang tua saya, saya berani bersumpah bahwa saya tidak pernah melakukan perselingkuhan. Tidak ada bukti apapun soal perselingkuhan di persidangan,” tegasnya.
Ia bahkan menyampaikan kesiapan untuk mempertanggungjawabkan setiap ucapannya, tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat. Pernyataan ini menunjukkan betapa seriusnya Paula dalam menjaga nama baik serta martabat pribadinya sebagai perempuan dan ibu.
Refleksi atas Peran sebagai Istri dan Ibu
Dalam penuturannya, Paula mengakui bahwa dirinya bukanlah sosok istri yang sempurna. Namun, ia merasa telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan perannya dengan baik.
“Saya hanya bisa mengontrol apa yang ada dalam diri saya. Saya tidak bisa mengendalikan narasi yang dibuat oleh orang lain. Tapi saya yakin, kebenaran akan menemukan jalannya,” ujarnya tenang.
Pernyataan tersebut sekaligus menjadi refleksi personal atas dinamika rumah tangga yang dihadapinya selama ini. Paula menolak menjadi korban dari opini publik yang digiring tanpa fakta, dan memilih untuk menempuh jalur hukum sebagai bentuk perlawanan.
Baca Juga: Kenali Penyebab Galbay Pinjol, Ini Cara Mengatasinya!
Dampak Sosial Perkara Perceraian Publik Figur
Kasus perceraian antara Baim Wong dan Paula Verhoeven menjadi salah satu kasus rumah tangga publik figur yang mendapat perhatian masif dari media dan warganet. Setiap langkah keduanya, baik dalam persidangan maupun dalam pernyataan media sosial, menjadi konsumsi publik yang kerap kali mengabaikan ruang privasi dan proses hukum yang sedang berjalan.
Dalam konteks ini, langkah Paula melaporkan majelis hakim ke Komisi Yudisial menjadi preseden penting yang menggarisbawahi perlunya evaluasi menyeluruh terhadap proses peradilan yang transparan dan bebas dari bias.
Komisi Yudisial dan Fungsi Pengawasan Etik Hakim
Komisi Yudisial sebagai lembaga independen memiliki peran strategis dalam menjaga martabat dan kehormatan kekuasaan kehakiman. Laporan dari Paula Verhoeven menjadi momentum untuk menguji efektivitas KY dalam merespons laporan masyarakat, khususnya yang berasal dari kalangan publik figur.