Sebagian besar penyedia paylater berasal dari perusahaan e-commerce atau platform digital yang bermitra dengan lembaga keuangan.
Sedangkan pinjol biasanya dijalankan oleh perusahaan fintech murni yang menyediakan layanan pinjaman langsung ke konsumen.
Baca Juga: Jangan Asal Pinjam Dana! Ini 5 Risiko Pinjol Ilegal yang Perlu Nasabah Ketahui
4. Tujuan Penggunaan
Layanan paylater dirancang sebagai opsi pembayaran yang memudahkan konsumen membeli produk secara cicilan tanpa kartu kredit. Sementara pinjol lebih bersifat umum dan digunakan untuk kebutuhan apa pun, bukan hanya untuk belanja.
5. Tingkat Keamanan Pengguna
Dari sisi keamanan, layanan paylater cenderung lebih aman karena biasanya disediakan oleh institusi terpercaya seperti bank atau perusahaan multifinance.
Pinjol juga aman, asal berasal dari platform yang terdaftar di OJK. Namun, masyarakat perlu waspada terhadap pinjol ilegal yang masih banyak beredar dan kerap menjerumuskan penggunanya dalam jeratan bunga tinggi serta penagihan kasar.
6. Skema Bunga dan Biaya
Baik pinjol maupun paylater sama-sama memberlakukan bunga sebagai bentuk keuntungan bagi penyedia layanan. Namun, bunga yang ditetapkan bisa sangat bervariasi.
Paylater umumnya memberikan bunga yang lebih ringan, tergantung dari partner e-commerce dan durasi cicilan, sementara pinjol bisa memberikan bunga harian atau bulanan yang cukup tinggi jika tidak hati-hati dalam memilih.
7. Proses Penyaluran Dana
Dalam sistem paylater, transaksi melibatkan banyak pihak diantaranya konsumen, merchant, e-commerce, dan lembaga pembiayaan. Pengguna langsung mendapatkan barang atau layanan setelah transaksi disetujui.
Sedangkan pinjol hanya melibatkan peminjam dan pemberi pinjaman. Setelah disetujui, dana langsung masuk ke rekening pengguna dan bisa digunakan untuk keperluan pribadi.
Itulah tadi informasi terkait perbedaan pinjol dan paylater.