PANDEGLANG, POSKOTA.CO.ID - Peringatan 10 Muharram 1446 Hijriah di Kabupaten Pandeglang digelar dengan pembuatan bubur suro secara massal.
Setiap 10 Muharram di tahun Islam ini, rata-rata masyarakat di tiap desa di wilayah Pandeglang, melakukan acara bubur suro.
Seperti dilakukan ratusan masyarakat di Desa Bandung, Kecamatan Banjar, Pandeglang. Warga mulai dari kalangan anak-anak, remaja dan dewasa bersama-sama mengolah bubur suro dalam sebuah festival yang digelar oleh pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Bandung tersebut.
Olahan bubur suro dibuat dari bahan baku beras yang dicampur dengan bahan lain. Beras mentah itu direbus kemudian diaduk-aduk hingga menjadi bubur.
Setelah jadi, bubur itu ditambahkan dengan pelengkap lainnya, kemudian disajikan untuk disantap bersama-sama oleh masyarakat di wilayah tersebut.
Biasanya, sebelum menyantap bubur suro, warga terlebih dahulu melakukan doa bersama, dan memohon diberikan keselamatan dan keberkahan hidup.
Menurut cerita, bubur suro sudah ada sejak dulu dan tradisi ini masih dijaga kelestariannya oleh masyarakat Pandeglang.
Tradisi membuat dan menyantap bubur suro memang sudah dilakukan secara turun-temurun di sebagian masyarakat Pandeglang, dan hingga saat ini masih dilestarikan oleh sebagian masyarakat di Kota Sejuta Santri seribu ulama tersebut.
Kepala Desa Bandung, Pandeglang, Wahyu Kusnadiharja,festival bubur suro ini merupakan peringatan 10 Muharram 1446 Hijriyah dan sebagai upaya dalam melestarikan tradisi.
Memasak bubur suro sudah menjadi tradisi masyarakat di wilayahnya setiap memasuki 10 Muharram.
"Festival bubur suro ini dilatarbelakangi oleh tradisi leluhur dan mengingat adanya nilai sejarah dari jaman Nabi Nuh Alaihi Salam," ungkap Kades, Selasa, 16 Juli 2024.