ROCKY Gerung, masih 'punya gigi' lantaran konsisten berani melontarkan kritikan terhadap pemerintah meski jadi langganan dilaporkan ke polisi oleh sejumlah pihak yang tak terima atas kritikannya.
Morgenbesser, filsuf dan profesor asal Sidney, Australia yang terkenal dengan kecerdasannya mengatakan bahwa kritik merupakan jantung dalam berdemokrasi.
Tanpanya, sistem demokrasi tidak akan berjalan karena kritik dari berbagai elemen masyarakat merupakan alat pengontrol dan penyeimbang kekuasaan pemerintah agar terciptanya suatu pemerintahan yang demokratis dan terhindar dari jurang sophisticated authoritarianism.
Sophisticated authoritarianism adalah sebuah upaya peniruan pada atribut-atribut demokrasi dengan tujuan untuk menyamarkan tindakan yang sebenarnya kontraproduktif dengan nilai-nilai demokrasi.
Masih hangat, trending di Twitter, pro dan kontra di media sosial (medsos). Hingga hari ini masih dibahas warganet dan publik. Rocky Gerung dituding telah melakukan penghinaan dengan menyindir kebijakan Presiden Jokowi terkait pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur.
Pernyataan kritik yang dilontarkan Rocky Gerung dalam video yang diunggah di kanal YouTube Refly Harun dengan judul 'NGERI! ROCKY SEBUT JKW MEMIKIRKAN NASIB SENDIRI! BONGKAR DOSA-DOSA INI!'. Begini cuplikan kalimat Rocky yang viral lewat video yang tersebar di medsos. Kekinian video tersebut telah dihapus.
"Begitu Jokowi kehilangan kekuasaan dia jadi rakyat biasa, nggak ada yang peduli nanti. Tapi ambisi Jokowi adalah pertahankan legacy. Dia masih ke Cina nawarin IKN. Masih mondar-mandir dari ke koalisi ke koalisi lain, cari kejelasan nasibnya," ujar Rocky Gerung.
"Dia pikirin nasibnya sendiri, dia nggak pikirin kita. Itu baji**an yang t****. Kalau dia baji**an pintar, dia mau terima berdebat dengan Jumhur Hidayat, tapi baji**an t**** sekaligus pengecut. Baji**an tapi pengecut," lanjut Rocky Gerung.
Kritik pedas yang dilontarkan Rocky Gerung lantas membuat kuping sejumlah pihak kepanasan. Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mendesak akademisi Universitas Indonesia tersebut meminta maaf atas ucapannya yang dianggap menghina presiden dan kini sedang menyiapkan opsi gugatan hukum. Sementara Presiden Jokowi tak mau ambil pusing atas kritikan pedas Rocky Gerung.
Dalam hal ini, Relawan Indonesia Bersatu secara resmi melaporkan Rocky Gerung dan Refly Harun atas dugaan penghinaan terhadap Presiden Jokowi.
Jika kita pahami pernyataan yang dilontarkan Rocky Gerung adalah sebuah kritikan. Bukan penghinaan. Hal ini karena sosok Jokowi sebagai presiden, bukan pribadi.
Jadi, sebagai pejabat publik adalah hal yang wajar bagi masyarakat untuk berkeluh kesah melontarkan kritikan yang 'keras'. Ingat, sepanjang kritikan tersebut ditujukan kepada presiden sebagai lembaga dan kebijakannya. Artinya, kritikan yang dilontarkan Rocky bukan tindakan pidana.
Kecuali, masih ingat kah? Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2007 silam terkait pribadinya diserang oleh seseorang. SBY disebut pernah menikah sebelum masuk akademi militer. Kala itu SBY melaporkan orang yang memfitnahnya.
Kendati demikian, alangkah eloknya kritikan terhadap pemerintah harus memperhatikan tata krama sesuai dengan budaya timur kita anut. (Muhidin)