AFGHANISTAN, POSKOTA.CO.ID - Sejumlah faktor yang berhubungan dengan kekurangan gizi di Afghanistan meningkat setiap bulan.
Peringatan ini datang dari badan-badan PBB.
Jutaan orang berjuang melawan kemiskinan dan kelaparan dan ribuan lainnya menganggur.
Sementara kenaikan harga menambah kesulitan keluarga untuk menyediakan makanan.
Seorang warga menuturkan,“200 orang ini menganggur termasuk saya. Kami harus membayar sewa rumah, pengobatan dan medis, menyediakan makanan untuk keluarga kami.”
Lanjutnya,”Saya memiliki keluarga 10 orang, kami tidak mampu membeli tepung atau beras karena harga yang melonjak. Sebagian besar dari kita bahkan tidak bisa makan satu kali sehari, kita harus memiliki pekerjaan atau menerima dana bantuan.”
UNICEF berangkat dari situasi saat ini memperingatkan bahwa 1,1 juta anak Afghanistan diperkirakan akan menderita kekurangan gizi akut yang parah tahun ini.
Sementara para pejabat di Rumah Sakit Anak Indira Gandhi mengatakan bahwa jumlah anak-anak kurang gizi di Afghanistan meningkat pesat dan tindakan mendesak diperlukan untuk mencegah bencana itu.
“Meningkatnya jumlah anak berisiko gizi buruk yang dipublikasikan lebih dari 1 juta. Apa yang harus kami lakukan?” kata Direktur Rumah Sakit Anak Indira Gandhi Mohammad Arif Hassanzai.
Dia menambahkan,“Saya mendesak badan-badan internasional untuk membantu mencegah bencana ini, saya berharap mereka menganggap kami sebagai anggota komunitas internasional dan memberi kami hak-hak kami, khususnya kami membutuhkan mereka untuk membebaskan dana beku kami dan memisahkannya dari politik.”
Kemiskinan mengakibatkan sebagian besar perempuan Afghanistan tidak memiliki nutrisi yang tepat selama kehamilan. Juga tidak cukup mampu setelah melahirkan.
“Saya biasa memberi anak saya roti dan teh. Saya tidak bisa menyusuinya karena kami tidak mampu membeli makanan untuk diri kami sendiri, kami berasal dari keluarga miskin, ayahnya menganggur di rumah. Anak saya terus-menerus kehilangan berat badan dan banyak menangis, saya tahu itu semua karena kelaparan jadi saya membawanya ke sini,” ucap seorang perempuan.
AS dan sekutunya membekukan sekitar 9 miliar dolar AS aset Afghanistan dan memotong pendanaan internasional usai Taliban merebut kekuasaan pada Agustus 2021.
Langkah ini telah melumpuhkan sebagian sistem yang sudah bergantung pada bantuan.
Malnutrisi merupakan ancaman bagi anak-anak di seluruh Afghanistan.
Negara ini menderita kekurangan obat-obatan, rumah sakit kewalahan oleh bayi dan ibu yang kelaparan. ***