Ihwal Tewasnya Anggota TNI Dikeroyok Sekelompok Orang di Waduk Pluit, Kriminolog: Kemungkinan Faktor Ekonomi Tidak Ada

Senin 17 Jan 2022, 02:00 WIB
Kriminolog UI, Achmad Hisyam.

Kriminolog UI, Achmad Hisyam.

"Kalau jumlah masyarakat di lokasi jauh lebih banyak sih ada kemungkinan untuk melerai perkelahian meski perkelahiannya menggunakan senjata tajam. Intinya ada proses mengukur kemampuan diri dahulu pada benak masyarakat," tutur dia.

Namun, faktor yang kerap ditemui di lapangan, kata Hisyam, masyarakat lebih memilih untuk tidak terlibat dikotomi pihak yang berkelahi.

"Contohnya, mereka gak mau dijadikan saksi oleh polisi. Mereka gak mau buang waktu mereka, dengan dibawa ke Polsek atau Polres oleh polisi hanya untuk dimintai keterangan, kan itu cukup lama prosesnya," terangnya.

"Mereka akan berpikir, tidak ada untung secara ekonomis menjadi saksi, lebih baik saya bekerja mendapat upah ketimbang menjadi saksi yang bisa saja membuang waktu. Belum lagi, menjadi sasaran target dari pihak yang menjadi tersangka. Karena atas kesaksiannya kan bisa saja dia dicecar oleh pelaku, itu yang mereka takutkan," ucap dia.

"Tetapi, solusinya mungkin kepolisian bisa untuk melakukan upaya baru dalam hal meminta keterangan saksi. Misalnya, saksi tidak harus lagi dibawa ke kantor, tetapi cukup didatangi oleh kepolisian ke kediamannya, dilakukan di rumah kan itu cukup sederhana. Kemudian, jamin juga dengan benar-benar keselamatan saksinya. Meski kita tahu ada LPSK yang melakukan hal itu, tetapi kita kan tidak bisa memprediksi ke depannya saksi itu bakal seperti apa," lanjut Hisyam.

"Terakhir, mungkin sudah saatnya polisi kembali menggelar patroli malam lebih gencar lagi. Jangan hanya ketika ada kejadian, barulah diadakan patroli lagi. Mungkin seperti itu," tukas Kriminolog Universitas Indonesia tersebut.

Untuk diketahui, seorang anggota TNI tewas setelah dianiaya oleh sekelompok orang tidak dikenal di wilayah Pluit, Jakarta Utara pada Ahad (16/1/2022) sekira pukul 03.00 WIB dini hari tadi.

Peristiwa nahas tersebut, terjadi saat seorang anggota TNI bernama SD (22) bersama dua temannya SM (34) dan SFB (22) menuju Waduk Pluit. Kemudian, salah satu teman SD meninggalkannya untuk buang air kecil.

Saat SFB kembali menghampiri SD dan SM, SFB melihat mereka sudah bersimbah darah. Lalu, tidak jauh dari lokasi terlihat para pelaku yang diduga sebanyak enam orang dengan menggunakan motor dan membawa senjata tajam.

"Saat ini dalam proses penyelidikan," kata Kapolsek Penjaringan, AKBP Febri Isman Jaya saat dikonfirmasi, Minggu (16/1/2022).

Febri mengatakan, akibat peristiwa tersebut, SD dan SM langsung dilarikan ke RS Atma Jaya. Namun nahas, SD dinyatakan meninggal dunia karena mendapati luka yang cukup parah. Sementara SM temannya masih dalam kondisi kritis.

"Satu temannya itu warga sipil," pungkas Febri. (CR 10).
 

Berita Terkait

News Update