Numpang Wifi Gratis di Tempat Umum, Hati-hati Peretasan Akun Medsos Mengancam, Pakar dari Unpad Ini Memberi Tips Penangkalnya

Rabu 15 Sep 2021, 21:19 WIB
Akun medsos bisa rawan peretasan (pixabay/@Webster2703)

Akun medsos bisa rawan peretasan (pixabay/@Webster2703)

Dr Pitoyo menambahkan, banyak cara yang dilakukan peretas, di antaranya dengan mengintip di aplikasi. Saat mengunduh aplikasi baru sebelum mencontreng pada kotak setuju, pahami dulu aturan privasi yang dibuat oleh aplikasi tersebut.

Untuk itu, ubah dulu bahasa di ponsel atau laptop menjadi bahasa Indonesia, sehingga dapat dimengerti dan pahami informasi yang disampaikan oleh pengembang aplikasi.

“Jangan asal setuju saja, tanpa membaca aturan privasi yang ada di aplikasi media digital tersebut. Hal ini karena bisa membayakan data pribadi yang sudah diupload pada aplikasi digital tersebut,” ujar Dr. Pitoyo.

Kendati aplikasi rata-rata sudah memberikan pengaman dalam bentuk enskripsi end to end, yang dinyatakan aman, tidak ada salahnya bila pengguna media digital selalu melindungi data privasinya dengan melakukan enskripsi tambahan.

Enskripsi ini dirancang untuk mengacak data sehingga orang lain tidak ada yang bisa memahami teks, foto, video maupun infografis tanpa membukanya dengan kata kunci.

Enskripsi ini, lanjut Dr Pitoyo, tidak hanya berguna untuk melindungi informasi di komputer, tetapi juga untuk memastikan pesan teks, dan email di ponsel sehingga tidak menjadi sasaran peretas. Keberadaan kata kunci menjadi penting, harus benar-benar dirahasikan kepada siapapun.

Peretasan kata kunci di media digital, menurut Dr Pitoyo, terjadi karena kurang kuatnya membuat kata kunci.

Terkadang kata kunci diambil dari angka kelahiran atau nama keluarga terdekat. Biasakan menggunakan kata kunci dengan kombinasi huruf besar dan kecil, angka dan karakter khusus.

“Dan yang penting lagi disimpan yang rapi, agar tidak ada yang tahu, meski temen deket atau keluarga,” ungkap Dr. Pitoyo.

Pesan penutup, Dr Pitoyo memberikan tips, hati-hatilah pada penipuan di media digital. Banyak cara digunakan di antaranya dengan membagikan link.

Sebaran pesan di media digital yang masuk pada akun media digital kita, perlu diwaspadai. Pertama, perhatikan siapa pengirimnya, apabila tidak mengenal pengirimnya, maka sebaiknya jangan dibuka pesan atau link-nya.

Mengingat banyak sekali malware atau virus yang disebarkan melalui link yang dikirim ke media digital. Kedua, jangan mudah untuk membagikan sebelum mengetahui isi pesan yang dibagikan orang lain pada akun media sosial.

Berita Terkait

News Update