Antisipasi Stok Pangan 

Rabu 06 Mei 2020, 07:40 WIB
Presiden Jokowi saat meninjau gudang Bulog.(ist)

Presiden Jokowi saat meninjau gudang Bulog.(ist)

Musim kemarau mulai melanda negeri kita, awal bulan ini untuk beberapa daerah. Dan, puncaknya seperti diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG), pada Agustus mendatang.

Yang perlu diwaspadai terdapat 30 persen daerah yang akan mengalami kemarau yang lebih kering dari biasanya. 

Kondisi seperti ini perlu diantisipasi lebih dini karena tak hanya akan berdampak kepada kekeringan, tetapi menyangkut ketersediaan stok pangan. Lebih - lebih daerah yang selama ini menjadi penyumbang terbesar stok pangan nasional.

Catatan BMKG, sejumlah daerah diprediksi akan terdampak kekeringan, di antaranya Banten bagian selatan, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah bagian tengah dan utara, sebagian Jawa Timur, Bali bagian timur, NTB bagian timur.

Jika derah ini, termasuk penyumbang stok pangan nasional, tentu perlu lebih menyiapkan diri mengantisipasi. Begitu juga terhadap daerah yang rentan bencana kekeringan, kebakaran hutan/lahan dan ketersediaan air bersih.

Selagi musim hujan masih tersisa, menjadi kewajiban para pemangku kepentingan melakukan gerakan "menyimpan air" melalui beragam metode yang sesuai dengan kondisi wilayahnya. Misalnya seoptimal mungkin memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan.

Panen air kita simpan agar di saat musim kemarau kita bisa manfaatkan untuk produksi pertanian. 

Kita tentu tidak berharap, sekarang boros air, tetapi saat dibutuhkan kita kewalahan kurang air, sehingga lahan pertanian kering kerontang, stok pangan berkurang.

Tak berlebihan sekiranya Presiden Jokowi sejak awal mengingatkan jajarannya untuk mengantisipasi dan mitigasi dampak kekeringan guna menjaga ketersediaan bahan pokok.

Antisipasi dini menjaga stok pangan nasional wajib dilakukan, ini pun sejalan dengan apa yang telah disampaikan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) tentang potensi terjadinya krisis pangan dunia.

Para pemangku kepentingan, para kepala daerah, para pejabat terkait perlu lebih awal mengantisipasi dengan sejumlah aksi nyata agar stok pangan terjamin, distribusi, lancar dan harga tetap terkendali. (*).

Berita Terkait

News Update