SIAPAPUN bocahnya, pasti demen berondong. Tapi ketika ibunya punya “berondong”, pasti anak tidak suka. Kodrat, 23, dari Bangkalan (Madura) juga begitu. Jakim, 18, temannya sudah dilarang jangan mau dijadikan “berondong” ibu, kok masih nekad. Langsung saja disabet celurit, dan Jakim pun wasalam.
Berondong jagung atau pop corn memang enak, gurih-gurih manis begitu. Bocah cap apapun pasti suka.Tapi setelah dewasa, amit-amit, dia pasti tak mau ibunya punya “berondong”.
Kalau mau kawin lagi silakan, tapi mbok yang sesuai, jangan pemuda sepantaran anaknya dijadikan kekasih. Tenaganya sih memang lebih rosa-rosa ketimbang Mbah Marijan, tapi anak malu di depan kawan-kawan.
Kodrat warga Galis Bangkalan, termasuk yang gundah gulana di musim Corona, gara-gara ibunya demen “berondong” juga. Kalau berondong jagung atau jipang biasa disebut, nggak masalah.
Tapi berondong ini berupa anak muda, teman main Kodrat sendiri, bahkan 5 taun lebih muda darinya. Dia betul-betul malu, sebab banyak orang mengklarifikasi padanya, bertanya tentang kebenarannya. Diiyakan tambah malu, dibantah faktanya sang ibu suka jalan bareng sama Jakim.
Nyonya Solemah, 40, memang sudah 5 tahun menjanda. Sebagai wanita muda nan enerjik, dia merasa kesepian hidup tanpa suami. Dulu secara rutin memperoleh kehangatan malam dari ayah Kodrat, sekarang tak ada lagi.
Kalau mau, sekarang kehangatan itu tinggal dari kompor berbahan gas melon 3 kg. Panas dan lebih biru memang, tapi ya nggak asyiklah……
Kodrat pernah melihat sendiri, Jakim memboncengkan ibunya. Saking malunya, dia memilih cari jalan lain. Dia suka bingung sendiri, memangnya di Kecamatan Galis ini sudah tak ada lagi lelaki duda yang sepantar ibunya? Kok bisa-bisanya sang ibu mengambil temannya, dijadikan “berondong”.
Dalam hatinya dia merasa curiga, jangan-jangan Ny. Solemah ibunya tak sekedar bonceng-boncengan dengan Jakim, tapi juga sampai cemplak-cemplakan segala. Ini jelas sudah pelanggaran kuadrat.
Cemplak-cemplakannya melanggar hukum agama dan adat, sedang bonceng-boncengannya melanggar Permenkes tentang physical distancing. Dirujuk dengan SMS dari BNPB –jaga jarak minimal 1 meter– makin salah lagi!
Kodrat pernah memberanikan diri protes ke ibunya, tapi dia beralasan hanya sekedar minta tolong antar ke sana atau ke sini. Kepada Jakimnya juga pernah juga mengirim nota protes, tapi malah ditantang kapan dan di mana Jakim pernah berbuat mesum dengan emakmu. Ya jelas nggak bisa, wong emaknya tak pernah dipasangi GPS dan CCTV.