Operasi Caesar Belum Pulih Suami Sudah Menghamili WIL

Minggu 26 Apr 2020, 06:25 WIB

JIKA Cahyono, 33, kena Corona sekalipun, Witri, 30, sebagai istrinya malah nyukurin. Soalnya kelakuan suaminya memang kelewatan. Bayangkan, luka habis operasi yulius caesar belum pulih benar, Cahyono sudah punya WIL bahkan sedang hamil pula. Tapi ditantang cerai malah kabur entah ke mana.

Banyak wanita memilih suami hanya melihat ketampanannya, tanpa melihat kepribadiannya. Padahal jika sudah jadi suami istri, kegantengan dan kecantikan itu akan menjadi hal biasa saja. Banyak yang kemudian pilihannya meleset, menang tampang doang tapi nggak bisa cari uang untuk nafkahi keluarga. Padahal kata Presiden Jokowi, orang Indonesia itu harus kerja, kerja, dan kerja……jangan bisanya hanya “ngerjai” bini.

Tiga tahun lalu Witri yang tinggal di Surabaya ini menikah melawan Cahyono, teman sekantornya. Di kantor Cahyono juga bukan tokoh penting, hanya pegawai biasa, bukan pengambil kebijakan. Tapi soal tampang, dia jagonya. Kegantengannya siap bersaing dengan pemain sinetron sejuta episode.

Maka Witri merasa nemu cepaka sewakul (baca: beruntung sekali) ketika ditaksir Cahyono. Tanpa menunggu putaran kedua, cinta Cahyono langsung diterima. Sebab Witri berpendapat, cowok seperti Cahyono pasti banyak yang memperebutkan. Di kantornya saja banyak gadis ganjen dan kegatelan gara-gara tertarik pada Cahyono yang bukan temannya pelawak Jojon itu.

Orangtua sudah mengingatkan, selidiki dulu calon suaminya itu baik-baik. Bagaimana karakternya, dari keluarga apa, bagaimana rumahtangga orangtuanya. Witri sampai jengkel atas sikap orangtuanya, cari mantu kok seperti Pak Harto mau ngangkat menteri saja. “Pokoknya Mas Cahyono orangnya baik, keluarganya juga orang terpandang.” Kata Witri memberi garansi

Orangtua kan ibaratnya kebo nyusu gudel (ikuti kemauan anak). Maka ketika Witri sudah ngebet banget, dan keluarga Cahyono sudah mengajukan lamaran tanpa pakai CV dan SKCK dari polisi, langsung diterima dan 2 bulan kemudian dinikahkan di gedung pertemuan bergengsi di Surabaya. Bahkan Walikota Tri Rismaharini juga tidak hadir karena punya acara sendiri hari itu.

Masa bulan madu lewat, ketahuan aslinya siapa Cahyono ini. Dia ternyata lelaki malas. Namanya tinggal di rumah mertua, tapi hanya petentang-petenteng seperti wayang mau diadu, tak mau bantu-bantu pekerjaan rumah. Melihat mertua naik ke atas betuli genteng bocor, dia hanya melotot saja. Mestinya kan Cahyono yang ambil alih pekerjaan.

Itu memang merupakan gambaran kwalitas kerja Cahyono. Buktinya, di kala Witri hamil besar, Tjahyono malah dikeluarkan dari perusahaan, karena tak ada prestasi sama sekali. Dia dulu bisa masuk ke situ lantaran Direktur kantor itu teman baik ayah Cahyono. Ternyata, masuk kerja karena koneksi tak dijamin punya prestasi.

Sejak itu Cahyono jadi pekerja serabutan, kadang kerja, kadang tidak. Saat istri melahirkan, terpaksa operasi yulius caesar karena bayinya sungsang. Terpaksa biaya jadi beban bersama antar besan, sedangkan Cahyono sekedar produser pelaksana doang. Maklum persalinan anak Witri di RS Mitra Keluarga Berada, sehingga ongkosnya pasti lebih mahal.

Sampailah pada suatu hari HP Cahyono ketinggalan. Ketika HP bunyi Witri mencoba mengangkatnya. Dikiranya yang mengangkat Cahyono, suara wanita di seberang langsung nyerocos saja, “Cahyooono……, aku pengin gugurin anak kita, gue nggak enak ama istrimu yang baru lahiran.”

Deg! Langsung Witri mengalami nyeri dua kali. Ya nyeri karena luka caesarnya, ya luka hatinya karena kelakuan suami. Namun demikian dia masih bisa mengeluarkan kata bijak macam motivator saja, “Jangan membunuh anak yang tak punya dosa. Besarkan saja sama Cahyono, aku ngalah."

News Update