Libur, Bukan untuk Berlibur

Rabu 18 Mar 2020, 08:35 WIB

KEBIJAKAN meliburkan sekolah selama 14 hari, hingga 24 Maret tampaknya dipersepsikan lain.
Ada sebagian warga yang justru mengajak keluarganya berlibur ke luar kota, kawasan Puncak satu di antara sekian destinasi yang menjadi pilihan.

Padahal libur dimaksudkan untuk mengurangi kontak langsung, terhindar dari keramaian, kerumunan massa sebagai upaya dini mencegah penyebaran virus Corona.

Meliburkan sekolah dalam arti siswa tak harus datang ke sekolah sejatinya akan efektif jika diikuti dengan kebijakan sekolah dan peran serta para orangtua.

Sekolah tetap mewajibkan kepatuhan siswa belajar di rumah, begitu pun orangtua ikut mengawasi aktivitas putra -putrinya tetap berada di rumah, bukan malah meluangkan waktu pergi bersama teman- temannya di luar, apalagi di tempat umum seperti pusat perdangan, kafe atau tempat nongkrong lainnya.

Jika aktivitas seperti itu yang dilakukan tak ubahnya tetap datang beramai - ramai ke sekolah tatap muka dengan banyak orang.

Padahal kebijakan meliburkan sekolah yang diterapkan beberapa pemerintah daerah seperti Pemprov DKI Jakarta, dalam rangka menghindari kegiatan komunitas atau berkumpul dalam jumlah banyak orang.

Ini juga upaya yang dilakukan banyak negara untuk menghindari terjadinya kerumunan massa, guna mencegah Covid -19.
Ingat, negara kita bukan asal virus , tetapi terdampak penyebaran virus. Karenanya strategi yang dilakukan adalah mencegah sedini mungkin, secepat mungkin dan seefektif mungkin.

Menghindari kontak langsung secara massal adalah satu upaya dini disamping meningkatkan daya tahan tubuh.
Kita sepakat tidak harus panik, tetapi waspada terhadap diri sendiri adalah  satu solusi.

Kebijakan pemerintah daerah yang bertujuan menutup peluang terjadinya kontak langsung secara massal, patut diapresiasi. Itulah sebabnya agar sebaiknya menghindari tempat- tempat keramaian sifatnya adalah imbauan, bukan paksaan.

Bahwa kebijakan itu menjadi wajib dapat saja dilakukan sepanjang menjadi kewenanganya misalnya menutup sementara tempat wisata. Secara internal di masing- masing instansi atau institusi boleh saja meliburkan pegawai atau bekerja cukup dari rumah.

Begitu pun perusahaan / swata dapat saja mengambil kebijakan internal untuk mencegah penularan Corona, misalnya membolehkan warga mengerjakan tugas dari rumah masing- masing.

News Update