Agar Penyebaran Virus Tidak Meluas, Pemerintah Telusuri Kontak Pasien Positif Corona

Selasa 10 Mar 2020, 18:00 WIB
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus COVID19 (corona), Achmad Yurianto

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus COVID19 (corona), Achmad Yurianto

JAKARTA - Pemerintah mengintensifkan upaya penelusuran (tracing) kepada orang yang diduga pernah melakukan kontak langsung dengan pasien yang telah dinyatakan positif virus Covid19 alias corona.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus COVID19 (corona), Achmad Yurianto mengatakan contact tracing dilakukan terlebih karena gejala terjangkit virus tersebut cenderung minimal.

"Kasus yang sering kita temukan gejalanya minimal. Karena itu kita semakin meningkatkan upaya tracing," ujarnya di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (10/3/2020).

Yurianto menjelaskan dari semua kasus dinas kesehatan masing-masing daerah tengah melakukan penelusuran. Penulusuran dimaksudnya agar dimaksudkan agar penyebaran virus tidak meluas. Disebutnya contact tracing akan menjadi tolok ukur bagi pemerintah menangani wabah virus asal China itu.

"Dari semua kasus yang kita sampaikan sekarang dinas kesehatan daerah sedang lakukan tracing secara intens. Setiap kasus yang terkonfirmasi  positif pasti akan segera di tracing oleh daerah. Jadi Bukan sekadar kita merawat yang sudah Di RS dan kemudian yang dinyatakan positif dirawat dan titik (selesai) . Tapi ada kegiatan lebih masif yang kita lakukan  di luar itu yakni tracing  ini menjadi ukuran kita dalam kaitan keberhasilan pengendalian virus ini," jelasnya.

Lebih lanjut Yurianto menjelaskan tracing penting dilakukan guna mempersempit penyebaran virus. Orang-orang yang diketahui pernah melakukan kontak secara langsung dengan pasien positif corona akan diisolasi.

"Tracing harus dilakukan dan ini menjadi yang utama setiap temukan kasus yang positif agar kita bisa menangkap orang lain yang terduga terinfeksi  dari kasus yang kita dapatkan untuk segera kita lakukan isolasi agar tak jadi sumber penularan di masyarakat. Ini yang disebut contact tracing," tandasnya.

Yurianto menyebut 19 kasus positif corona merupakan hasil pengembangan penelusuran meski diakui ada beberapa kasus baru yang merupakan penularan dari luar negeri (imported case).  

"Manakala kontak terbatas pada keluarga biasanya kita tak identifikasi sebagai klaster. Tapi kalau kemudian kontaknya berasal dari  pertemuan massal, pertemuan orang banyak yang intens kita akan kejar sebagai kluster. Kalau (lingkup) keluarga, tidak," terang Yurianto.

" Dan Tidak semua orang yang kontak pasti sakit. Oleh karena itu kita melakukan serangkaian tahapan pemeriksaan untuk sampai, ini adalah pasien dalam pengawasan dan kita isolasi dan kita yakinkan yang bersangkutan positif atau tidak," pungkas Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes ini. (ikbal/win)

News Update