Atap 8 Kelas di SMKN 24 Ambruk, Murid Terpaksa Pindah Kelas

Sabtu 22 Feb 2020, 07:35 WIB
Atap ruang kelas SMKN 24 ambruk. (ifand)

Atap ruang kelas SMKN 24 ambruk. (ifand)

JAKARTA  - Atap delapan ruang kelas di SMKN 24, Cipayung, Jakarta Timur, ambruk. Diduga ada pengerjaan yang kurang dari kontraktor, lantaran tempat tersebut baru saja di renovasi total pada 2018. 

Kepala SMKN 24, Tri Eriyani, mengatakan ada delapan ruang kelas di lantai dua tempat belajar itu yang ambruk. Akibat hal itu sembilan kelas yang ada dibawahnya menjadi terdampak dan tak bisa digunakan. "Runtuh ada 8 kelas, 4 kelas terdampak, 5 kelas terdampak juga. Yang runtuh delapan, terdampak keseluruhan 17," katanya, Jumat (21/2/2020).

Menurut Tri, ambruknya atap pertama diketahui penjaga sekolah dan langsung dilaporkan ke pengurus SMKN 24 dan berlanjut ke Pemprov DKI. Delapan kelas yang atapnya ambruk hasil perbaikan berat proyek milik Sudin Pendidikan Jakarta Timur wilayah II tahun 2018 lalu.

"Untuk kegiatan belajar tidak terpengaruh karena sementara dipindah ke ruang kelas XI yang sedang magang," ujarnya.

Menurut  Tri, pertanda ambruknya atap sudah terlihat sejak 10 Januari 2019 saat renovasi berat rampung. "Waktu itu hanya plafonnya saja. Setelah pembangunan (selesai) itu sudah tampak, cuma habis itu nggak diapa-apain," tambahnya.

Meski begitu, Tri mengaku, atas melengkungnya plafon, ia sudah melaporkan hal itu ke Sudin Pendidikan Wilayah II Jakarta Timur selaku pemilik proyek. Nahas laporan hanya direspon sebatas tinjauan dari jajaran Sudin Pendidikan Wilayah II Jakarta Timur tanpa disertai penanganan. "Baru habis ditinjau kemarin, dan ada penanganan, sampai akhirnya roboh," ujarnya.

Meski delapan kelasnya ambruk, Tri memastikan kegiatan belajar 432 murid kelas X tak terganggu karena dipindah ke ruang kelas XI yang sedang magang. "Kalau untuk masalah kontruksi bangunan mohon maaf, itu bukan ranah saya menyampaikan. Tapi bangunan tahun 2018," tuturnya.

Sementara itu, Kasudin Pendidikan Wilayah II Jakarta Timur, Gunas Mahdianto belum memiliki dugaan apa pun terkait ambruknya atap kelas. "Saya belum berani, karena belum melihat berkasnya (proyek renovasi berat). Nanti kita lihat dari berkasnya," ujarnya.

Menurut Gunas, saat sekolah itu direhab total, ia  juga belum menjabat Kasudin pada tahun 2018 dan rampung pada 10 Januari 2019. Baru saat tanggung jawab kontraktor habis enam bulan setelah proyek rampung dia menjabat Kasudin Pendidikan Wilayah II Jakarta Timur. "Saya belum tahu, karena secara teknis PPK-nya Kasudin yang sebelumnya. Makannya saya juga enggak berani jawab. Harus yang bersangkutan," tuturnya. (ifand/yp)


News Update