INI aib yang benar-benar mencoreng citra pamong. Jazuli, 60, baru 2 minggu dilantik jadi Kades di Deli Serdang, Sumatera utara, tapi sudah berani membawa bini orang ke dalam hotel. Berkat salat tahajud Mukhid, 50, dia dapat petunjuk bahwa istrinya dibawa Pak Kades ke hotel. Penggerebekan pun dilakukan, dan nyarislah…….
Orang itu punya naluri untuk berkuasa, tapi juga punya naluri melepas syahwat. Jika keduanya dilakukan secara benar, pastilah baik untuk kemaslahatan umat. Tapi jika dilakukan secara hantam kromo, akan merugikan rakyat dan dirinya sendiri. Mending jika hanya dipecat, banyak pula yang harus masuk penjara.
Jazuli bingung bagaimana mengatur atau memilih skala prioritasnya. Menikah dulu setelah istri meninggal, atau jadi Kades dulu baru mencari istri pengganti. Tapi ternyata dia malah membuat pilihan yang keliru, sehingga kariernya pun hancur.
Dulunya Jazuli pensiunan TNI AD pangkat mayor. Dalam Pileg 2019 kemarin dia nyaleg untuk DPRD, tapi daftar pada partai baru yang belum direken publik. Jangankan yang dipasang nomer urut bawahan, yang dipasang pada nomer urut pertama saja tidak lolos. Dan Jazuli termasuk Caleg yang tidak beruntung itu.
Nasib malang Jazuli terus berkesinambungan. Baru saja gagal jadi anggota Dewan, eh…..istrinya meninggal pula. Kasihan memang. Pada Pileg 17 April 2019 lalu gambarnya jarang yang nyoblos, setelah bini meninggal juga tak bisa “nyoblos” lagi. Tapi Jazuli tetap yakin bahwa Allah takkan menguji ummatnya yang di luar batas kemampuannya.
Maka ketika ada lowongan Pilkades di kampungnya, dia ikut mengadu untung. Berkat banyak famili maka terpilihlah Jazuli sebagai Kades. Saat pelantikan, bangga betul Jazuli. Dulu di TNI baju seragamnya hijau-hijau, kini pakai baju putih-putih dan topi Kementerian Dalam Negeri.
Menjalankan tugas sebagai Kades, Jazuli kikuk karena belum ada bini yang bisa dijadikan Ketua Tim Penggerak PKK. Dalam waktu bersamaan dia juga tertarik pada Tatik, 44, bini warganya, yang sepertinya memberi lampu ijo padanya. “Kalau ente serius, satu putaran pasti kena….,” kata setan mempengaruhi.
Setan terus ngompori. Kalau nikah lagi, masih memerlukan proses panjang. Pertama, cari calon dulu, lalu lamaran, baru menikah. Tapi kalau Tatik, tanpa lamaran dan nikahan, langsung bisa dieksekusi di hotel. Praktis, ekomomis, dan romantis. Dan ternyata Kades Jazuli memilih opsi yang kedua.
Benar kata si setan, satu putaran cinta Kades Jazuli pada Tatik langsung bersambut. Setelah beberapa hari pendekatan, keduanya pun janjian untuk pergi ke hotel, dalam rangka deklarasi sekaligus eksekusi. Maka beberapa hari lalu nampak keduanya masuk ke sebuah hotel.
Tapi sial, baru saja pemanasan sudah digerebek oleh suami Tatik sendiri. Tak ayal keduanya lalu diserahkan ke polisi. Warga Sei Buluh pun kaget, Kadesnya yang baru dilantik dua minggu sudah tertangkap basah selingkuh. Paling kaget tentu saja Mukhid, suami Tatik, istrinya belakangan suka marah karena ini latar belakangnya.
“Lewat salat tahajud saya dapat petunjuk-Nya untuk membuntuti istriku ke mana pergi,” kata Mukhid di depan polisi.
Udah kena “buntut” Pak Kades belum tuh? (gunarso ts)