Kendaraan dari Luar Daerah Bisa Uji KIR di Jakarta

Selasa 17 Sep 2019, 08:16 WIB

JAKARTA - Mudahkan pemilik kendaraan melakukan pengujian KIR, Dinas Perhubungan DKI melakukan kerja sama dengan Kementerian Perhubungan. Nantinya, mobil dari luar daerah bisa menguji kendaraannya menggunakan sistem online bernama elektronik KIR (e-KIR). Kepala Dinas Perhubungan DKI, Syafrin Liputo, mengatakan kerja sama yang diambil setelah pihaknya menggunakan smard card atau kartu pintar. Sehingga setiap kendaraan bermotor yang akan melaksanakan uji KIR di Jakarta bisa dikontrol dari daerah asal. "Jadi nanti secara otomatis seluruh data kendaraan yang selesai uji kendaraan dimasukkan ke dalam smart card," katanya, Senin (16/9/2019). Dikatakan Syafrin, sistem yang diluncurkan tersebut merupakan sistem nasional. Artinya kendaraan luar Jakarta bisa terekam selama mengikuti uji KIR di Jakarta. “Begitu juga sebaliknya, kendaraan plat B (Jakarta) yang mengikuti uji KIR diluar daerah termonitor sistem ini,” lanjut Syafrin. Melalui sistem yang terintegrasi dengan cash management system (CMS) Bank DKI Jakarta, pihaknya bisa memonitoring sejumlah kendaraan, mulai dari angkutan penumpang hingga angkutan barang. “Jadi kita bisa mengetahui pelanggaran dan pengujian ini, kita harapkan ke depan dengan nasional ini maka tidak ada permasalahan yang timbul,” ucapnya. Sementara itu, Direktur Sarana Transportasi Darat Kemenhub, Sigit Irfansyah, menyambut baik kerjasama ini. Karena nantinya pengawasan bisa dilakukan secara online dan elektronik. “Dengan ini tentunya kita juga bisa sharing aplikasi, karena kalau kedepan nggak ada lagi buku uji yang konvensional, semua pakai smart card elektronik,” ucapnya. Sigit mengklaim sistem ini sangat menguntungkan bagi Pemda dan Nasional, karena selain memudahkan pengujian, juga tidak ada lagi pemalsuan buku KIR. Meski begitu, ia sadar melaksanakan sistem itu tak mulus, sebab dari 514 kota/kabupaten yang ada di Indonesia, baru separuhnya yang terakreditasi. "Karena itu, kami masih menyempurnakan hal ini, lantaran kerugian pendapatan banyak terjadi di beberapa daerah," pungkasnya. (ifand/yp)


Berita Terkait


News Update