Nasi Liwet Bu Yoto Legenda Favorit Rakyat Hingga Pejabat

Kamis 20 Jun 2019, 14:36 WIB

SEMARANG - Berawal sekedar makanan pinggir jalan, bisnis kuliner Nasi Liwet Bu Yoto kini sering menjadi salah satu penganan di resepsi pernikahan mewah.  Ya, sudah 50 tahun Bu Yoto menggeluti usaha kuliner Nasi Liwet di Semarang . Perjuangan gigih Bu Yoto kini membawanya pada kesuksesan. Bahkan dagangannya kerap dinikmati para pejabat maupun selebritas dan pengusaha ternama. Bu Yoto sendiri memang telah berusia tua, dan usahanya diteruskan oleh Yatmi, sang anak dan Handono menantunya . Meski tergolong sukses , namun Nasi Liwet Bu Yoto tetap tak pernah meninggalkan curi khasnya sebagai kuliner trotoar jalanan yang merakyat . Di kalangan warga Semarang , ternasuk para pejabat daerah setempat sangat hafal lokasi trotoar rempat Nasi Liwet Bu Yoto mangkal . Di bawah pohon rindang di kawasan jalan Menteri Supeno Semarang , Yatmi biasa meladeni konsumen yang datang untuk makan Nasi Liwet Bu Yoto. Kepada Pos Kota , perempuan yang kini mengambil alih bisnis kuliner sang ibu menuturkan. Nasi Liwet Bu Yoto awalnya, berjualan di kawasan Simpang Lima Semarang pada 1960. Namun sejak 2006, berpindah lokasi ke kawasan Menteri Supeno atau yang dikenal dengan Kawasan Gubernuran. Apa yang berbeda dengan nasi liwet Bu Yoto dibandingkan nasi liwet lainnya? “Yang membuat berbeda dengan warung nasi liwet lainnya adalah tangan yang mengolah dan takaran bumbunya,” jelas Yatmi. Menurut Yatmi, bumbu-bumbu yang dipakai untuk membuat Nasi Liwet Bu Yoto takarannya lebih banyak, sehingga aromanya lebih terasa. Pada Nasi Liwet Bu Yoto ini, santan digunakan sebagai penyeimbang pedas, karena rasa tersebut sudah diwakili oleh sayur jipang dan rambak. Menantu Bu Yoto, Handono, yang juga dipasrahi untuk mengelola warung, menambahkan, warung mertuanya menyiapkan dua jenis santan sebagai kuah opor yangmerupakan lauk bagi nasi liwet Bu Yoto. “Bagi yang ingin pedas asin, bisa memilih santan kental, tapi jika ingin pedasnya mendominasi pakainya santan encer,” tuturnya . Selain itu, porsi nasi liwet juga dibuat sedikit sehingga setelah makan, pengunjung bisa melakukan aktivitasnya kembali. Karena itu Nasi Liwet Bu Yoto paling cocok dimakan pagi hari, sebelum bekerja. Untuk menambah variasi menu utama juga disediakan lauk tambahan, yaitu tahu, tempe bacem dan sate ampela dan hati. Handono mengaku, dalam sehari dibutuhkan beras sebanyak 15 kilogram untuk membuat 250-300 piring nasi liwet yang dihargai Rp10.000 per porsi. Keluarga Bu Yoto mulai mengolah bumbu pada sore hari setelah berjualan, sementara untuk nasi liwet mulai dikukus jam 03.00 WIB, dini hari. Nasi Liwt Bu Yoto ternyata menjadi salah satu kuliner kaki lima favorit Gubernur Jawa Tengah, Ganjar pranowo lho.  “Pak Ganjar (Gubernur Jateng) kalau santai sering makan di sini, juga Anie Avantie (desainer nasional asal Semarang), jika pulang kampung pasti ke sini,” jelasnya. Warung Nasi liwet Bu Yoto buka setiap hari mulai pukul 06.00 WIB hingga habis. (suatmadji/mb )


Berita Terkait


News Update