Oleh S Saiful Rahim “RASANYA aku mencium bau bangkai, nih” kata orang yang baru masuk ke warung kopi Mas Wargo tanpa mengucapkan assalamu alaykum. Sebaliknya dia menutup hidungnya dengan jempol dan telunjuk. “Ah, barangkali hidung Bung sendiri yang bau. Aku yang sudah di sini sebelum warung dibuka tidak mencium bau apapun. Kecuali bau sedapnya berbagai makanan yang digoreng Mas Wargo,” tanggap orang yang duduk di ujung kanan bangku panjang. “Mustahillah dia bau. Pasti siang malam dia mandi terus. Kan baru Minggu lalu dia menikah. Pasti sedang rajin-rajinnya mencangkul. Hahaha,” serobot seseorang yang entah siapa dan duduk di sebelah mana, membela orang yang baru masuk itu. Dan serta merta suara tawa pun tambah membahana. “Pantas pemilik warung di sebelah rumahku terheran-heran. Tidak seperti biasa, beberapa hari ini shampoo di warungnya cepat habis,” sambung orang yang duduk selang tiga di kanan Dul Karung yang serta merta membuat tawa hadirin kian riuh. “Maksudku, aku mencium bau komunisme yang sudah menjadi bangkai. Ketika sebelum masuk ke warung ini, kudengar ada di antara kalian yang berkata bahwa naiknya nilai dolar adalah permainan kaum borjuis Amerika. Mereka tahu benar Indonesia, negeri yang sebenarnya kaya raya alamnya dengan berbagai tanaman ini, masih belum bisa mencukupi kebutuhan bahan pangan pokoknya. Hanya sekadar kedelai saja masih mengimpor. Tidak aneh bila kurs dolar naik kita kelabakan. Warung kopi seperti milik Mas Wargo ini bisa tiba-tiba ambruk kalau tidak menjual tempe atau tahu goreng,” kata orang yang masuk ke warung Mas Wargo dengan menutup hidung itu lagi. “Waduh, Bapak ini “setali tiga uang” alias sama dengan orang-orang yang Bapak cela. Persis dengan orang-orang yang mengaku dan sekaligus merasa politisi dan pemimpin yang ramai hura-hura saling caci di luar sana. Mereka yang ribut dan sibuk di luar sana itu merasa yakin akan mendapat simpati orang banyak atau rakyat, dengan memaki atau menelanjangi siapa saja yang dianggap lawan politiknya. Padahal rakyat tidak membutuhkan pemimpin yang satu sama lain saling menelanjangi. Mereka ingin mendengar dan memilih bagaimana “para beliau” itu menunjukkan cara mereka ingin menyejahterakan rakyat,” kata Dul Karung seraya meninggalkan warung. Orang-orang pun terheran-heran mendengar omongan Si Dul yang kali ini lumayan isinya. ([email protected] )

Politik Mampir ke Warung Kopi
Sabtu 22 Sep 2018, 07:05 WIB

Editor
[email protected] Follow Poskota
Cek berita dan informasi menarik lainnya di Google News sekaligus ikuti WhatsApp Channel POSKOTA untuk update artikel pilihan dan breaking news setiap hari.
News Update

Dinas PPKUKM Jakarta Pastikan Pedagang Pasar Barito Bakal Dapat Kios Baru
Minggu 03 Agu 2025, 21:57 WIB
TEKNO
Harga iPhone 14 Awal Agustus 2025 di iBox Indonesia, Ada Potongan hingga 3 Juta
03 Agu 2025, 21:46 WIB


EKONOMI
Tembus Pasar Amerika, Batik Madura UMKM Binaan Bank Mandiri Naik Kelas ke Panggung Global
03 Agu 2025, 20:49 WIB



JAKARTA RAYA
Kebakaran Bar di Melawai Jaksel Diduga Akibat Korsleting Listrik, Pemilik Rugi Rp120 Juta
03 Agu 2025, 20:25 WIB

OLAHRAGA
Proses Naturalisasi Mauro Zijlstra Hampir Rampung Setelah Dapat Persetujuan Presiden, Siap Perkuat Timnas Indonesia U-23
03 Agu 2025, 19:50 WIB

JAKARTA RAYA
Penyebab Kebakaran Pasar Taman Puring Belum Diketahui, Polisi Tunggu Hasil Puslabfor
03 Agu 2025, 19:41 WIB

Daerah
Profil Marsma TNI Fajar Adrianto, Korban Tewas dalam Kecelakaan Pesawat di Ciampea Bogor
03 Agu 2025, 19:38 WIB

EKONOMI
5 Cara Menabung Uang ala Timothy Ronald, Salah Satunya Pakai Rumus 50 30 20
03 Agu 2025, 19:34 WIB

OLAHRAGA
Berstatus Tanpa Klub, Eks Pemain Chelsea Lucas Piazon Diisukan Gabung Persib Bandung, Akankah Ulangi Momen Essien?
03 Agu 2025, 19:25 WIB


GAYA HIDUP
Ramalan Zodiak Paling Beruntung Besok 4 Agustus 2025: Taurus hingga Leo Punya Aura Positif
03 Agu 2025, 19:02 WIB



JAKARTA RAYA
Motor Tabrak Pembatas Jalan dan Pohon di Bintara Bekasi, 2 Orang Luka Berat
03 Agu 2025, 18:43 WIB

EKONOMI
Hidup Kamu Masih Berantakan? Coba Terapkan Aturan Seperti Timothy Ronald Ini
03 Agu 2025, 18:38 WIB
