Bukan Jamal Tapi Berani Simpan Perjaka di Kamar

Sabtu 03 Mar 2018, 07:20 WIB

ARIASIH 35, bukanlah Jamal (Janda Malaysia), karena masih punya suami. Tapi karena gatel lama ditinggal suami jadi TKI Malaysia, dia nekat nyimpen Agus, 29, perjaka di kamarnya. Warga yang jengkel akhirnya menggerebek pasangan mesum itu. Sanksinya, Agus bayar denda 60 sak semen untuk kepentingan desa. Ketika suami menjadi TKI di luar negeri, banyak istri-istri di rumah yang kesepian. Banyak kemudian kasus perselingkuhan antara tetangga, karena tak tahan sekian lama harus “puasa”. Setelah terungkap, penyelesaiannya yang sering terjadi berupa perceraian. Dan sejak itu, janda eks suami yang bekerja di Malaysia, untuk daerah Tulungagung Jatim disebut “jamal” dalam arti: Janda Malaysia. Ny. Ariasih warga Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung, sepertinya juga bernasib sama jadi Jamal. Sebab ketika suami sedang kerja banting tulang di Malaysia, dia di rumah malah “banting-bantingan” di kamar bersama anak muda. Enak buat keduanya, tapi senep bagi lingkungannya. Sejak dua tahun lalu Junaidi, 40, memang bekerja di Malaysia. Seperti TKI yang lain, tujuannya untuk mengubah nasib. Sebab bekerja di kampung sendiri, hasilnya tak menjanjikan. Jadi petani, tak punya sawah. Mau jualan ini itu juga tak punya modal. Yang enak sebetulnya jualan “hoax”. Kalau ada cukong dan tak ketangkep polisi, hanya klik sana klik sini sudah bikin heboh dan duit masuk kocek. Sejak Junaidi jadi TKI, perubahan ekonomi keluarga memang terasa. Kini Ariasih punya rumah yang lumayan mentereng, hasilnya beli kontan bukan lewat cicilan DP nol rupiah. Kini juga bisa bersolek, badan juga tampak berisi, menambah kecantikan Ariasih selaku ibu rumahtangga. Urusan perut memang sudah terjamin. Tapi yang di bawah perut, inilah yang bikin kacau balau. Biasanya bisa 3 kali seminggu sesendok makan, kini bertahun-tahun ngaplo. Benggol tiap bulan memang masuk, tapi “bonggol” benar-benar peceklik. Karenanya suhu udara di Tulungagung menjadi terasa lebih dingin, nyaris 5 derajat di bawah nol. Untuk mengusir sepi Ariasih pun biasa main FB. Di sinilah dia kemudian nyangkut, dapat kenalan baru namanya Agus. Dari foto-foto yang dikirim lewat medsos, sepertinya cukup ganteng juga. “Tongkrongannya cukup oke, tapi nggak tahulah tangkringannya,” gumam Ariasih. Sekian lama kontak-kontakan lewat jagad maya, sekali waktu Ariasih mengundang Agus yang ternyata anak Pulerejo, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar. Datanglah anak muda itu, dan kemudian dipersilakan nginep. Ariasih yang sudah lama gatel, kemudian mengajak mengisi hari-hari dinginnya itu. Dasar Ariasih memang cantik, tanpa ditari pindho (diajak dua kali), langsung semrinthil (spontan mau). Sejak itu Agus jadi ketagihan. Jarak Blitar-Kediri sekitar 45 Km menjadi dekat saja di mata anak muda yang kasmaran itu. Berangkat dari rumah sengaja malam hari, pakai sepeda motor. Sampai di rumah Ariasih anak-anak sudah tidur, sehingga Ariasih tinggal momong bayi kelahiran 29 tahun lalu itu. Bayi berkumis itu memang ajaib, rewelnya minta ampun. Tapi Ariasih suka-suka saja melayani, bahkan menikmati sampai merem melek. Tapi itu nikmat bagi mereka beredua, tapi lama-lama bikin curiga tetangga sekitarnya. Sekali waktu diintip, dan ternyata keduanya sedang berbuat mesum. Langsung saja digerebek dan diselesaikan di kantor desa. Mereka mengakui bahwa sudah lama berselingkuh, tapi berapa kali berbuat tidak mengaku. Pak Kades pun kemudian memberi sanksi sesuai adat desa, yakni berupa denda semen 60 sak. Semen itu nantinya untuk memperkeras jalan desa. Bila semen persak Rp 60.000,- berarti Agus-Ariasih harus bayar Rp 3,6 juta. Nggak apalah. Jadi, makin banyak warga mesum, makin banyak pembangunan? (JPNN/Gunarso TS)


News Update