Oplet ‘Si Doel’ Sudah Ditawar Rp400 Juta

JAKARTA - Bagi warga berusia 45 tahun ke atas mungkin masih mengenal angkutan umum oplet. Di era 1970-1980, transportasi ini masih mudah ditemui berseliweran. Oplet dengan jenis mobil Morris Minor 100 Traveler buatan Inggris ini, pada 1970-1980 pernah digunakan sebagai angkutan umum jenis oplet di Jakarta. Dengan membayar tarif Rp25-Rp50, penumpang bisa sudah bisa menikmati mobi oplet tersebut. Namun saat ini sudah sangat sulit menemui Morris Minor yang beredar. Salah satu Morris Minor yang masih seliweran di Jakarta hanya milik Salim. Oplet milik Salim ini menjadi terkenal ketika dipinjam untuk pembuatan film si Doel Anak Sekolah yang tampil di televisi swasta. Salim, merupakan salah satu anggota Komunitas Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI). Pria ini mengaku sebelumnya sempat menjadi sopir oplet di zamannya dulu. Salim menceritakan sejak oplet miliknya tampil dalam serial televisi Doel Anak Sekolahan ini, setiap dia melaju dengan mobil kesayangannya selalu menjadi perhatian khusus. Bahkan tidak sedikit orang yang melihat mobilnya ingin memiliki dan menawar opletnya hingga ratusan juta rupiah. JADI SOPIR Ia mengaku asal mulanya memiliki mobil Morris Minor bermesin 1.000 cc yang diproduksi tahun 1957 itu, ketika dirinya masih menjadi sopir atau menarik oplet. Lalu terjadi peremajaan dari oplet ke mikrolet tahun 1980 an, Salim berkeinginan untuk memilikinya. Ia pun langsung berbicara kepada sang bos atau juragan pemilik angkutan umum tersebut untuk dibelinya. "Alhamdulillah dikasih. Saya langsung ganti plat nomornya dari kuning ke hitam," ceritanya. Ternyata mobil oplet yang dibelinya itu sampai kini masih terlihat terawat baik. Sebab dia rutin merawat. Sejak 1980 sampai saat ini dirinya selalu memperbaiki, jika ada kerusakan sekecil apapun. "Sudah tidak terhitung banyak yang tertarik ingin membeli oplet Morris Minor saya ini. Bahkan sudah ada orang yang menawar Rp 400 juta. Tapi saya tidak kasih. Kalau di atas Rp500 juta mungkin saya akan pertimbangkan lagi untuk dijual," cerita Salim. (dwi/bi)