JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – DPRD DKI Jakarta menilai kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang meniadakan pesta kembang api saat perayaan malam Tahun Baru 2026 sebagai bentuk empati kepada korban bencana alam di Sumatra.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rany Mauliani, mengaku secara pribadi menyukai suasana malam Tahun Baru di Jakarta yang biasanya ramai dan meriah.
"Jujur, saya pribadi adalah penikmat suasana malam Tahun Baru di Jakarta. Dan memang, penduduk Jakarta saat malam Tahun Baru bukan hanya warga DKI, banyak juga pendatang," ujar Rany kepada awak media, Sabtu, 26 Desember 2025.
Baca Juga: Warga Dukung Jakarta Tanpa Kembang Api di Malam Tahun Baru demi Alasan Kemanusiaan
Rany menyebut, pada tahun-tahun sebelumnya, perayaan Tahun Baru selalu menjadi magnet bagi masyarakat dari berbagai daerah, termasuk terlihat dari tingkat hunian hotel di sekitar lokasi perayaan.
"Terpantau hotel-hotel di sekitar lokasi perayaan (tahun baru sebelumnya pasti) juga sudah penuh dipesan," ucapnya.
Meski demikian, Rany menegaskan kondisi saat ini menuntut semua pihak untuk lebih peka terhadap musibah yang menimpa masyarakat di Sumatra.
"Namun, di tengah kondisi yang memprihatinkan ini, kita harus menerima situasi tersebut sebagai bentuk empati kepada saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah di Sumatra," ungkap Rany.
Menurutnya, suasana meriah pergantian tahun tetap dapat dirasakan melalui ornamen Natal yang masih menghiasi sejumlah titik di ibu kota.
"Alhamdulillah, ornamen Natal tahun ini tetap terlihat berwarna dan meriah. Mudah-mudahan itu bisa menjadi pengganti suasana hingar-bingar kembang api," kata Rany.
Selain itu, ia juga menyampaikan adanya rencana atraksi drone sebagai alternatif hiburan visual saat malam pergantian tahun.
