POSKOTA.CO.ID - Rumah tangga mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dan istrinya Atalia Praratya kembali menjadi perhatian publik.
Setelah hampir tiga dekade membina pernikahan, kabar mengenai dinamika hubungan keduanya terus mengundang simpati sekaligus rasa ingin tahu masyarakat.
Di tengah sorotan tersebut, media sosial diramaikan oleh fenomena baru soal Atalia Praratya dijodohkan oleh warganet dengan Dedi Mulyadi, tokoh politik Jawa Barat yang akrab disapa KDM. Perbincangan ini berkembang luas, terutama di platform Threads, dan memunculkan diskusi tentang perbedaan usia, kedewasaan emosional, serta makna dukungan publik terhadap figur perempuan yang tengah diuji.
Fenomena ini pertama kali mencuat setelah sebuah unggahan di akun Threads @ariefhawati dibagikan ulang dan diperbincangkan luas. Dalam unggahan tersebut disebutkan bahwa Atalia Praratya mendadak ramai dijodohkan dengan Kang Dedi Mulyadi oleh netizen.
“Ibu Atalia mendadak dijodohkan dengan KDM. Netizen ramai memberikan dukungan,” tulis akun tersebut.
Unggahan itu kemudian dikutip oleh poskota.co.id, yang turut mengulas reaksi warganet terhadap isu tersebut. Meski tidak disertai pernyataan resmi dari pihak terkait, perbincangan ini terlanjur berkembang menjadi diskursus publik yang sarat emosi.
Baca Juga: Buruh Tolak UMP Jakarta 2026 Rp5,7 Juta, Dinilai Tak Penuhi Kebutuhan Hidup Layak
Beda Usia Atalia Praratya dan Dedi Mulyadi
Seiring ramainya perjodohan versi warganet, perhatian publik tertuju pada perbedaan usia antara Atalia Praratya dan Dedi Mulyadi.
Berdasarkan data yang beredar luas, Atalia Praratya lahir pada 20 November 1973 dan kini berusia 52 tahun. Sementara itu, Dedi Mulyadi lahir pada 1 April 1971, yang berarti usianya lebih tua sekitar dua tahun dibanding Atalia.
Perbedaan usia yang relatif dekat ini membuat sebagian warganet menilai keduanya berada dalam fase kehidupan yang sepadan, baik secara emosional maupun kedewasaan. Namun demikian, banyak pihak juga mengingatkan agar publik tidak melampaui batas privasi tokoh publik.
Reaksi Pro dan Kontra Warganet
Seperti fenomena media sosial pada umumnya, respons publik pun terbelah. Sebagian warganet menilai perjodohan tersebut sebagai bentuk dukungan moral, sementara lainnya menganggapnya berlebihan.
Akun Threads @budisusilo74 menyoroti pola yang berulang dalam respons warganet terhadap figur Kang Dedi Mulyadi.
“Netizen norak. Kemarin KDM ramai sama Ceu Kokom, ramai lagi saat KDM bertemu Ibu Serly Gubernur Sulut, ramai lagi saat KDM ketemu anggota parlemen Malaysia. Entah nanti ada berita apa lagi,” tulisnya.
"Kayanya cocok sih" ujar @man***
"Bisa nih, janda dan dua dari tanah sunda" ujar @jol***
Komentar tersebut mencerminkan kegelisahan sebagian publik terhadap budaya menjodohkan tokoh publik tanpa mempertimbangkan konteks dan fakta.
Namun di sisi lain, suara empati dan doa juga mengalir deras. Akun Threads @aghnibaya70 menyampaikan dukungan bernuansa kepada Atalia Praratya, yang akrab disapa Bu Cinta.
Baca Juga: 41 Warga Binaan Lapas Cikarang Terima Remisi Khusus Natal 2025
“Aku yakin orang yang diuji bertubi-tubi adalah orang pilihan Allah. Aku berdoa semoga Bu Cinta diberi anugerah imam yang saleh dan tulus hingga akhir hayat,” tulisnya.
Komentar ini menggambarkan bagaimana Atalia Praratya dipersepsikan sebagai figur perempuan kuat, religius, dan penuh keteguhan, sehingga memantik empati publik lintas pandangan.
Atalia Praratya dikenal aktif dalam kegiatan sosial, pendidikan keluarga, serta penguatan peran perempuan. Julukan “Bu Cinta” yang melekat padanya bukan hanya simbol romantisme, melainkan representasi ketulusan, kesabaran, dan keteguhan dalam menghadapi ujian hidup.
Sementara itu, Dedi Mulyadi juga dikenal luas sebagai tokoh yang dekat dengan masyarakat, memiliki citra sederhana, dan kerap menyampaikan pesan-pesan budaya serta moralitas Sunda.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Atalia Praratya maupun Dedi Mulyadi terkait perbincangan tersebut. Isu ini murni berkembang sebagai respons spontan warganet di media sosial.