POSKOTA.CO.ID - Nama Ridwan Kamil dikenal luas sebagai arsitek, akademisi, dan mantan Gubernur Jawa Barat. Namun, di balik perjalanan intelektual dan kepemimpinannya, terdapat sosok ayah yang memiliki peran besar dalam membentuk fondasi nilai hidupnya.
Sosok tersebut adalah Atje Misbach Muhjiddin, seorang akademisi hukum sekaligus pewaris garis keturunan ulama besar di Jawa Barat.
Berikut ini perjalanan hidup Atje Misbach Muhjiddin, baik dari sisi akademik, keluarga, maupun warisan spiritual yang ditinggalkannya.
Baca Juga: Kualitas Bangunan Alun-alun Pagelaran Pandeglang Dinilai Buruk, Baru Dibangun Sudah Rusak
Latar Belakang Keluarga dan Asal-Usul
Atje Misbach Muhjiddin lahir pada 7 Februari 1937 di wilayah Sumedang–Subang, Jawa Barat, sebuah daerah yang dikenal kuat dengan tradisi keilmuan Islam dan pesantren.
Tidak banyak yang mengetahui bahwa Atje merupakan keturunan langsung dari Kyai Muhyidin, yang juga dikenal dengan sebutan Mama Pagelaran, seorang ulama besar dan pendiri beberapa pesantren di wilayah Sumedang dan Subang.
Jejak genealogis ini menempatkan Atje dalam tradisi panjang keilmuan Islam Sunda, di mana pendidikan, akhlak, dan pengabdian sosial menjadi nilai utama yang diwariskan lintas generasi. Warisan inilah yang kemudian tercermin dalam kehidupan keluarga dan pendidikan anak-anaknya.
Karier Akademik di Universitas Padjadjaran
Dalam dunia akademik, Atje Misbach Muhjiddin dikenal sebagai dosen Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung.
Unpad sendiri merupakan salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia, khususnya dalam bidang hukum dan ilmu sosial.
Sebagai dosen hukum, Atje dikenal memiliki pendekatan pengajaran yang menekankan integritas, rasionalitas hukum, dan tanggung jawab moral.
Rekan sejawat dan mahasiswa pada masanya mengenang beliau sebagai pendidik yang tegas namun humanis, mencerminkan perpaduan antara disiplin akademik modern dan nilai-nilai etika keislaman.
Peran dosen tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga membentuk karakter. Prinsip ini menjadi inti pengabdian Atje selama berkarier di dunia pendidikan tinggi.
Peran sebagai Ayah dan Kepala Keluarga
Atje Misbach Muhjiddin adalah ayah dari tujuh orang anak, salah satunya Ridwan Kamil. Dalam lingkup keluarga, ia dikenal sebagai sosok yang menjunjung tinggi pendidikan, kesederhanaan, dan dialog intelektual.
Nilai-nilai tersebut tumbuh dalam suasana rumah yang mendorong anak-anaknya untuk berpikir kritis sekaligus berpegang pada moralitas.
Kematangan berpikir dan sensitivitas sosial yang terlihat pada sosok Ridwan Kamil sering dikaitkan dengan pola asuh yang menekankan pendidikan formal, spiritualitas, dan kepedulian sosial sebuah kombinasi yang tidak terlepas dari peran Atje sebagai figur ayah.
Wafat di Usia Relatif Muda
Atje Misbach Muhjiddin wafat pada usia 58 tahun, usia yang terbilang relatif muda bagi seorang akademisi. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan lingkungan akademik. Meski demikian, warisan nilai dan pemikiran yang ia tanamkan terus hidup melalui anak-anak dan para muridnya.
Kehilangan sosok ayah di usia produktif menjadi pengalaman yang membentuk kedewasaan dan ketangguhan keluarga yang ditinggalkan. Nilai keteladanan Atje tetap menjadi rujukan moral hingga kini.
Baca Juga: Netizen Heboh Ungkit Video Lama RK, Bu Cinta, dan Aura Kasih: Sudah Mulai dari Sini?
Warisan Atje Misbach Muhjiddin tidak terwujud dalam karya monumental atau jabatan publik, melainkan dalam nilai hidup yang berkelanjutan. Ia menjadi contoh bagaimana peran akademisi dapat berjalan seiring dengan tanggung jawab keluarga dan kesinambungan tradisi keilmuan Islam Nusantara.
Kombinasi latar belakang pesantren dan pendidikan hukum modern menjadikan Atje simbol jembatan antara tradisi dan kemajuansebuah karakter yang relevan hingga hari ini.
Biodata Singkat Atje Misbach Muhjiddin
Nama lengkap: Atje Misbach Muhjiddin
Tanggal lahir: 7 Februari 1937
Tempat lahir: Sumedang/Subang, Jawa Barat
Profesi: Dosen Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran
Agama: Islam
Jumlah anak: 7
Usia wafat: 58 tahun
Atje Misbach Muhjiddin adalah sosok ayah, akademisi, dan pewaris tradisi ulama yang perannya sering luput dari sorotan publik. Melalui pendidikan, keteladanan, dan nilai spiritual, ia meninggalkan jejak mendalam dalam perjalanan hidup keluarganya, termasuk Ridwan Kamil.
Kisah hidupnya menjadi pengingat bahwa fondasi kepemimpinan dan intelektualitas sering kali dibangun dari rumah dan keteladanan orang tua.
