"Kebutuhan cabai Jakarta setiap hari 120 ton. Luar biasa potensinya," kata Rano.
Selain menjaga stabilitas pasokan cabai, Rano mengungkapkan pihaknya juga menyiapkan Lab untuk mengecek kualitas cabai yang datang ke Jakarta.
"Selain kita mengontrol masalah kualitas, juga saya tugaskan hati-hati jangan sampai, maaf kadang-kadang kita lalai, misal ada kimia, ada boraks, ada segala macam," kata Rano.
Baca Juga: Diduga Jadi Sarang Prostitusi, Warung Kelontong di Mauk Tangerang Dibakar Warga
"Untungnya semua yang namanya institusi pasar di sini bergerak, ada lab segala macam kan. Artinya itu menjadi tanggung jawab kita bersama," lanjut Rano.
Dalam tahap awal Pemprov DKI telah mendatangkan sekitar 1,4 ton cabai dari Aceh. Cabai tersebut kemudian didistribusikan ke berbagai pasar di Jakarta dan mendapat respons positif dari masyarakat.
"Kita bisa mendistribusikan cabai-cabai yang memang dari Aceh yang datang ke Jakarta dari Aceh kita ambil 1,4 ton. Dan alhamdulillah ternyata banyak sekali orang yang beli. Kualitasnya cukup baik, sangat baik ya," ungkapnya.
Dia pun optimistis persediaan kebutuhan pokok di Jakarta dapat mencukupi hingga Januari 2026.
Baca Juga: Pembangunan PSEL di TPA Galuga Bogor, Energi Listrik dari Sampah Dimulai 2026
"Kalau stok ini mudah-mudahan sampai Januari ada. Januari ada kita stok, kita pantau terus dari mulai beras, semua komponen ada, Walaupun memang ada harga yang tidak bisa kita hindari, tadi saya katakan masalah kayak ayam," ujar dia.
Lebih lanjut, Rano mengatakan Pemprov DKI tengah menyiapkan langkah intervensi, salah satunya melalui program pangan bersubsidi untuk membantu masyarakat dan pelaku usaha menghadapi kenaikan harga.
"Oh iya, kita akan mengadakan pangan subsidi. Kita akan mengadakan pangan subsidi. Inilah makanya setelah ini kita akan Ratas, kita akan membahas, evaluasi kita segera," ucap Rano.
