Busi Jadi Penentu Pembakaran Mesin, Ini Dampaknya Jika Bermasalah

Senin 22 Des 2025, 16:46 WIB
Ilustrasi busi NKG. (Sumber: Poskota/Erwan Hartawan)

Ilustrasi busi NKG. (Sumber: Poskota/Erwan Hartawan)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Komponen kecil bernama busi memiliki peran krusial dalam kinerja mesin kendaraan. Meski ukurannya relatif sederhana, busi berfungsi sebagai pemantik awal proses pembakaran campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar. Dari proses inilah tenaga mesin dihasilkan sebelum akhirnya disalurkan ke roda.

Dalam sistem mesin pembakaran dalam, proses kerja dimulai dari pencampuran udara dan bahan bakar, kemudian dikompresi, dan akhirnya dinyalakan oleh percikan api dari busi. Ketepatan proses tersebut sangat menentukan performa mesin secara keseluruhan.

Aftermarket Technical Support PT Niterra Mobility Indonesia, Diko Oktaviano, menjelaskan bahwa pembakaran harus berlangsung presisi agar tenaga yang dihasilkan optimal dan mesin bekerja dengan efisien.

“Jika salah satu elemen, baik bahan bakar, udara, kompresi, maupun percikan api tidak sesuai standar, maka gejala seperti brebet dapat terjadi pada kendaraan,” kata Diko, di Jakarta belum lama ini.

Baca Juga: Ratusan ALVA N3 Mulai Beroperasi di Yogyakarta untuk Mitra Grab

Masalah kerap muncul ketika kondisi busi sudah aus, kotor, atau tidak sesuai dengan spesifikasi yang direkomendasikan pabrikan. Percikan api yang dihasilkan menjadi lemah sehingga pembakaran tidak sempurna. Dampaknya, performa mesin menurun dan konsumsi bahan bakar berpotensi menjadi lebih boros.

Tak hanya itu, gangguan pada proses pembakaran juga bisa membuat mesin terasa kurang responsif, terutama saat akselerasi. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat mempengaruhi kenyamanan berkendara.

Diko menambahkan, busi bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi performa mesin. Ada beberapa komponen lain yang juga perlu diperhatikan oleh pemilik kendaraan.

“Faktor lain seperti kualitas bahan bakar, kondisi filter udara, injektor, serta sistem pengapian juga sangat mempengaruhi performa mesin,” ujarnya.

Selain memastikan kondisi komponen kendaraan tetap prima, pemilik kendaraan juga diimbau untuk lebih waspada terhadap peredaran busi palsu di pasaran. Penggunaan busi tidak asli dinilai memiliki risiko besar terhadap kesehatan mesin, bahkan dampaknya bisa dirasakan sejak awal pemakaian.

Baca Juga: AHASS Jakarta-Tangerang Hadirkan Promo Servis Akhir Tahun, Potongan Jasa hingga 25 Persen

Menurut Diko, busi palsu umumnya diproduksi menggunakan material berkualitas rendah sehingga tidak mampu bekerja optimal dan berpotensi menimbulkan kerusakan pada mesin.

“Bukan hanya berdampak buruk pada mesin, penggunaan busi atau komponen palsu juga tidak memberikan manfaat apa pun bagi kendaraan,” ucapnya.

Sebagai informasi, beberapa waktu lalu PT Niterra Mobility Indonesia berhasil mengungkap peredaran busi palsu bermerek NGK di wilayah Jabodetabek. Produk-produk tersebut kemudian dimusnahkan sebagai bagian dari upaya perlindungan konsumen.

Langkah ini disebut menjadi komitmen perusahaan dalam memerangi peredaran komponen palsu yang tidak hanya merugikan pengguna kendaraan, tetapi juga mencoreng reputasi merek di industri otomotif.


Berita Terkait


News Update