Dalam RDM, ATP membantu guru dan orang tua melihat apakah perkembangan belajar siswa berjalan sesuai alur yang direncanakan.
KKTP Adalah: Wajah Baru KKM
Istilah yang paling sering menimbulkan pertanyaan adalah KKTP (Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran). Secara konsep, KKTP menggantikan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang selama bertahun-tahun menjadi patokan kelulusan berbasis angka.
Berbeda dengan KKM yang menetapkan satu angka baku, KKTP menilai tingkat ketercapaian kompetensi siswa terhadap tujuan pembelajaran. Fokusnya bergeser dari “berapa nilainya” menjadi “sejauh mana pemahamannya”.
Dalam praktik RDM, KKTP umumnya disajikan dalam kategori kualitatif, antara lain:
- Tuntas: peserta didik telah menguasai kompetensi dengan baik.
- Tuntas dengan Penguatan: kompetensi tercapai, namun masih perlu latihan lanjutan.
- Tuntas dengan Pendampingan: siswa mampu, tetapi masih memerlukan bantuan guru.
- Belum Tuntas: siswa membutuhkan remedial dan pendampingan lebih intensif.
Cara Membaca Nilai KKTP di Rapor
Orang tua tidak lagi menemukan angka tunggal, melainkan narasi deskriptif yang menjelaskan kemampuan anak secara spesifik. Misalnya:
“Peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran dengan sangat baik dan mampu menerapkan konsep fikih ibadah secara mandiri.”
“Peserta didik mencapai sebagian tujuan pembelajaran, namun masih memerlukan pendampingan pada aspek pemahaman rukun salat.”
Deskripsi ini disusun guru berdasarkan bukti asesmen yang mengacu langsung pada TP dan ATP. Dengan demikian, rapor menjadi alat komunikasi yang lebih jujur dan bermakna antara sekolah dan orang tua.
Memahami nilai KKTP memang membutuhkan adaptasi, namun di sanalah letak nilai sejatinya. Rapor Digital Madrasah kini menjadi cermin perjalanan belajar anak, bukan sekadar papan skor. Ketika orang tua mampu membaca rapor dengan perspektif baru ini, pendidikan tak lagi menjadi sumber kecemasan, melainkan ruang tumbuh bersama.
