EBP diketahui bekerja sebagai seorang montir di salah satu bengkel daerah Karadenan, Cibinong, dan menjadi tulang punggung keluarganya.
Pantauan Poskota di lokasi, pada Kamis malam, 18 Desember 2025, rumah korban dipenuhi warga yang tengah membangun tenda untuk acara tahlil persis di depan rumahnya.
Pagar rumah korban juga telah dipasangi garis polisi yang melintang dari ujung ke ujung depan rumah.
Ketua RW 9, Kelurahan Nanggewer, Teuku Herizal, mengatakan, dugaan sementara korban gantung diri karena frustasi diputus pacarnya yang berinisial T, 16 tahun.
Korban ditemukan tak bernyawa oleh pacarnya, pada Kamis sore, sekitar pukul 16.16 WIB. Sebelumnya, korban sempat cekcok dengan pacarnya berinisial T yang minta mengakhiri hubungan asrama.
"Kata pacarnya, dia udah ngancem-ngancem mau bunuh diri ditelepon. Terakhir WA itu pukul 5 pagi, lalu ga ada kabar lagi," kata Teuku kepada Poskota di sela-sela pemasangan tenda depan rumah korban, Kamis malam, 18 Desember 2025.
Teuku menjelaskan, T pun akhirnya mendatangi rumah korban pada Kamis sore, karena tak kunjung mendapat respons pesan dari korban. Saat memasuki rumah, T menemukan korban sudah menghabisi nyawanya dengan cara gantung diri di depan pintu kamar mandi.
Baca Juga: Diduga Persoalan Asmara, Duda 2 Anak di Serang Tewas Gantung Diri
"Kami lalu melaporkan kejadian ditemukannya korban kepada pihak kepolisian," ucap Teuku.
Korban diketahui hanya tinggal sendiri di rumahnya, sementara adik perempuannya kuliah di salah satu perguruan tinggi di Solo, Jawa Tengah. Sementara kedua orang tua korban, sudah meninggal beberapa tahun silam.
Teuku memastikan, tak ada luka lebam ataupun luka terbuka pada tubuh korban. Hanya bekas jeratan di lehernya yang mengindikasikan korban menghabisi nyawanya dengan gantung diri.
"EBP dibawa ke RSUD Cibinong untuk diperiksa lebih lanjut secara medis," kata Teuku. (cr-6)
