Bak Mafia! Zulhas Santai Makan Sate dan Pegang Cerutu di Tengah Bencana Aceh, Netizen Murka

Selasa 16 Des 2025, 16:21 WIB
Momen Zulhas dengan santai makan sambil pegang cerutu (Sumber: X/@pengingat.id)

Momen Zulhas dengan santai makan sambil pegang cerutu (Sumber: X/@pengingat.id)

Keterkaitan dua peristiwa ini memperkuat narasi kritik di ruang digital. Sebuah komentar singkat dari akun @zavierl__f, “Cigarette after manggul beras,” menjadi simbol ironi yang dirasakan warganet.

Kalimat tersebut mencerminkan persepsi publik tentang ketidaksinkronan antara simbol kepedulian dan perilaku yang ditampilkan setelahnya.

Namun demikian, tidak semua respons bersifat kecaman. Ada pula warganet yang mengarahkan kritik kepada pihak pengunggah konten. Akun @zakia_6373lbi menilai bahwa unggahan tersebut seharusnya tidak dipublikasikan mengingat konteks musibah yang masih berlangsung.

"Etika makan nya dimana itu , ada ya org makan sambil ngudut ?? Bnyk org lo disitu kalau ada org yg sensitif bau sama asap rokok gimana" ujar @ath***

"Nikmat betul pak bak mafia.... Rakyat ditelantarkan pajak diperas" ujar @nie***

"Abis pencitraan gendong beras langsung ngudud cerutu plus makan2 mewah" ujar @set***

Pendapat ini mendapat ratusan tanda suka dan memicu diskusi panjang mengenai etika bermedia sosial, khususnya saat melibatkan pejabat dan isu kemanusiaan.

Fenomena ini menunjukkan bahwa media sosial telah menjadi ruang evaluasi publik terhadap moral dan empati pejabat negara. Di era sekarang, setiap gambar dan video dapat dimaknai melampaui konteks aslinya.

Baca Juga: Total Kerugian 105 Bangunan Rusak di Jakarta Akibat Angin Kencang Sepanjang Januari - Desember 2025

Publik tidak hanya menuntut kehadiran fisik pejabat di lokasi bencana, tetapi juga kepekaan emosional dan simbolik dalam setiap tindakan yang terekam kamera.

Hingga kini, Zulkifli Hasan belum memberikan pernyataan resmi terkait polemik tersebut. Akun Instagram pribadinya @zul.hasan justru dipenuhi komentar bernada sindiran dan pertanyaan dari warganet.

Situasi ini mencerminkan meningkatnya ekspektasi masyarakat terhadap transparansi dan empati pejabat publik, terutama ketika mereka hadir di tengah penderitaan rakyat.


Berita Terkait


News Update