Sebaliknya, Lisa mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri Bandung terkait sengketa pengakuan anak. Dinamika ini menunjukkan bagaimana konflik personal dapat bertransformasi menjadi perkara hukum yang kompleks ketika melibatkan figur publik.
Pada Agustus 2025, Bareskrim Polri merilis hasil tes DNA yang menyatakan anak Lisa Mariana tidak identik dengan Ridwan Kamil. Berdasarkan temuan tersebut, laporan Ridwan Kamil berujung pada penetapan tersangka terhadap Lisa karena unsur pidana dinilai terpenuhi.
Sementara itu, gugatan perdata Lisa di Pengadilan Negeri Bandung ditolak seluruhnya oleh majelis hakim dengan pertimbangan tidak sesuai fakta hukum dan bukti ilmiah yang ada.
Gugatan Cerai dan Makna di Baliknya
Di tengah proses hukum tersebut, gugatan cerai yang diajukan Atalia Praratya menjadi titik refleksi yang lebih personal. Perceraian, khususnya bagi pasangan publik, kerap dipersepsikan sebagai kegagalan.
Namun dalam perspektif kemanusiaan, keputusan ini juga dapat dibaca sebagai upaya merawat martabat, kesehatan mental, dan keutuhan batin.
Atalia Praratya tidak hanya berhadapan dengan proses hukum perceraian, tetapi juga beban emosional akibat sorotan publik. Keputusan untuk menempuh jalur hukum menunjukkan keberanian mengambil sikap di tengah tekanan, sekaligus mengirim pesan bahwa setiap individu termasuk figur publik memiliki hak atas kejelasan dan keadilan dalam kehidupan pribadinya.
Baca Juga: Warga Tangkap Maling TV Saat Peristiwa Kebakaran 3 Rumah di Grogol Jakbar
Kasus ini mengajarkan pentingnya membedakan fakta hukum dari opini publik. Putusan pengadilan dan hasil tes DNA adalah rujukan objektif yang harus dihormati.
Di sisi lain, empati sosial tetap diperlukan agar ruang publik tidak berubah menjadi arena penghakiman. Bagi keluarga yang terlibat, proses ini bukan sekadar rangkaian peristiwa hukum, melainkan perjalanan emosional yang panjang.
Ke depan, sidang perceraian di Pengadilan Agama Bandung akan menentukan arah hukum dari gugatan Atalia Praratya. Apa pun hasilnya, peristiwa ini meninggalkan pelajaran tentang rapuhnya relasi manusia, kompleksitas kehidupan figur publik, dan pentingnya menjaga kemanusiaan dalam menyikapi isu sensitif.
