JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Gubernur Pramono Anung menyebut lahan pedagang kios yang terbakar di sebrang Taman Malam Pahlawan (TMP) Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan milik Pemprov DKI Jakarta.
Diketahui kios-kios pedagang itu dibakar oknum menyusul insiden pengeroyokan dua mata elang (matel) atau debt collector (DC) hingga tewas pada Kamis, 11 Desember 2025 kemarin.
Dari perkembangannya, kasus pengeroyokan di Kalibata yang menyebabkan dua DC tewas itu ternyata dilakukan anggota Polri. Sebanyak enam anggota Polri aktif menjadi tersangka.
Pramono mengatakan pihaknya bakal duduk bareng bersama pihak terkait untuk menuntaskan permasalahan yang terjadi.
Baca Juga: Insiden Matel Tewas Dikeroyok di Kalibata, Pramono: Saya Enggak Mau Terulang Kembali
"Lahannya punya Pemprov. Pemprov akan duduk bersama-sama dengan pihak terkait," kata Pramono, Minggu 14 Desember 2025.
Ia pun masih menunggu hasil penyidikan resmi dari kepolisian terkait apa sebetulnya yang terjadi hingga ada aksi pembakaran kios yang merugikan pedagang.
"Jadi untuk Kalibata, saya masih menunggu keputusan resmi dari Polri," tuturnya.
Baca Juga: Kronologi Pengeroyokan Dua Debt Collector di Kalibata, Berawal dari Pencabutan Kunci Motor
Pedagang Minta Perhatian Pemerintah

Pedagang yang kiosnya terbakar akibat insiden kericuhan di Kalibata, meminta perhatian dari pemerintah.
Andi, 55 tahun pengelola salah satu rumah makan Sunda yang terdampak mengatakan, kerugian akibat kebakaran warung tidak bisa ditaksir.
Ia mengatakan bahwa warung yang telah berjualan sekitar satu tahunan itu ludes terbakar.
"Kerugian pasti banyak, orang semuanya habis nggak ada yang tersisa," kata Andi kepada Poskota di lokasi, Jumat, 12 Desember 2025.
Baca Juga: Apa Motif 6 Oknum Polisi Keroyok 2 Matel di Kalibata hingga Tewas?
Karena itu, Andi meminta perhatian pemerintah sebab dirinya sama sekali tidak mengetahui permasalahan yang terjadi. Ia hanya tahu, terjadi keributan pada sore hari dekat lokasi tempatnya berjualan.
"Awalnya ada keributan sebelah sana (arah makam pahlawan), karena ada keributan saya sama karyawan lain siap-siap mau nutup," ucap dia.
Sekitar selepas maghrib, Andi menyampaikan bahwa sekelompok orang datang langsung melakukan pembakaran di kawasan bangunan yang merupakan tempat makan.
"Kalau apinya dari itu kita kan punya banner nih. Kita tutup di depan. Banner tuh yang dibakar duluan," ungkap dia.
Baca Juga: 6 Tersangka Pengeroyokan Mata Elang di Kalibata Ternyata Anggota Polri
"Ya kami minta ada perhatian lah, karena kita juga enggak tahu masalahnya apa. Kita kan cuma dagang di sini, tahu-tahu ada keributan," tambahnya.
Sementara Aripin, pedagang pecel lele juga mengaku sangat syok dengan kejadian malam itu. Pasalnya, ia nyaris menjadi korban karena dituduh sebagai bagian dari kubu salah satu korban.
"Sangat syok, apalagi pas ditanya kan 'kamu orang mana', saya bilang 'saya orang Medan'. Nah abis itu saya langsung dilepas," kata Aripin.
"Motor saya juga kena, terbakar. Makanya saya juga bingung ini kalau udah begini gimana. Saya juga nggak tahu apa-apa soalnya," sambungnya.