Tangis Gubernur Aceh Mualem Pecah Usai Ungkap Kekecewaan pada Bupati yang Dianggap Kabur Saat Bencana

Rabu 10 Des 2025, 16:45 WIB
Gubernur Aceh, Mualem, menangis menyaksikan bencana dan kecewa pada sejumlah bupati yang dianggap kabur. (Sumber: X/@yudhabaskoro)

Gubernur Aceh, Mualem, menangis menyaksikan bencana dan kecewa pada sejumlah bupati yang dianggap kabur. (Sumber: X/@yudhabaskoro)

POSKOTA.CO.ID - Duka menyelimuti Aceh. Serangkaian bencana alam, dari banjir bandang hingga tanah longsor, telah memorak-porandakan sejumlah wilayah. Namun, di balik kepedihan rakyat, muncul luka lain: luka pengabaian.

Gubernur Aceh, Muzakkir Manaf atau yang akrab disapa Mualem, tak kuasa menahan air matanya bukan hanya karena bencana, tetapi karena sikap para pemimpin di bawahnya.

Dalam sebuah wawancara khusus dengan Najwa Shihab, Mualem menyampaikan curahan hati yang dalam. Ia mengungkap kekecewaannya terhadap sejumlah bupati yang dianggap lari dari tanggung jawab saat rakyat paling membutuhkan.

Tangisnya pecah saat menyebut ada pejabat yang justru pergi umrah atau bahkan berkaraoke di tengah krisis.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem, Pemprov DKI Pastikan Bantuan Nelayan dan Stok Ikan Tetap Aman

"Saya pada prisnispisnya hanya berusaha, hanya berdoa," kata Mualem, suaranya tertahan. Dengan mata berkaca-kaca, harapannya sederhana namun mendesak, "Semoga bantuan-bantuan dapat ada di Aceh, dapat orang tolong ke Aceh."

Tangisan dan permintaan maaf sang gubernur ternyata memantik respons. Hilmi Firdausi, melalui cuitan di akun media sosial X-nya, dengan tegas membela Mualem. Menurutnya, Gubernur justru tidak perlu memikul beban permintaan maaf.

“Mualem tidak perlu minta maaf. Ada pejabat lain yg harusnya minta maaf, dan segera menetapkan status Bencana Nasional. Tangisan Mualem adalah bentuk kesedihan, kekecewaan sekaligus kepasrahan pada Yang Maha Kuasa. Tetap kuat Mualem!” tulisnya dikutip Poskota, Rabu 10 Desember 2025.

Baca Juga: Bupati Aceh Selatan Nonaktif 3 Bulan, Mirwan Janji Perbaiki Kinerja

Hilmi Firdausi juga menyampaikan desakan penting yang tengah dinanti masyarakat Aceh: “Dan segera menetapkan status Bencana Nasional.” Hal ini sejalan dengan harapan besar agar bantuan dan perhatian yang lebih luas segera digelontorkan untuk pemulihan bencana.

Insiden ini mengangkat kembali isu akuntabilitas dan kepemimpinan di saat yang kritis. Sementara rakyat berjuang menghadapi musibah.


Berita Terkait


News Update