POSKOTA.CO.ID - Musik Indonesia seolah meredup sejenak pada 8 Desember 2025. Hari itu, kabar duka muncul dari akun Instagram resmi God Bless. "Telah berpulang dini hari ini Senin, 8 Desember 2025 pada pukul 04.00 WIB... saudara kami Bapak Yahya Karya Konsepsianto bin Moektio (Yaya Moektio)," tulis akun tersebut.
Pernyataan itu bukan sekadar informasi, melainkan penanda akhir perjalanan seorang legenda.
God Bless menambahkan, “Beliau adalah bagian penting dalam sejarah God Bless dan dunia musik Indonesia.” Sebuah kalimat sederhana, namun terasa berat seperti akhir dari sebuah lagu rock megah yang mereda menjadi keheningan.
Baca Juga: Tingkatkan Kesetaraan, Pemkot Cimahi Komitmen Perluas Lapangan Kerja bagi Disabilitas
Awal Perjalanan: Dari Silver Train ke Prambors Band
Cerita Yaya tidak dimulai dari panggung megah, melainkan dari proses panjang penuh dedikasi. Tahun 1977 menjadi titik penting ketika ia bergabung dengan Silver Train, band garapan Deddy Stanzah untuk album Gadis Dalam Rock (1977). Di sana, dentuman drumnya mulai meninggalkan jejak di industri musik Tanah Air.
Tahun berikutnya, ia didapuk menjadi bagian dari Prambors Band. Formasi ini bukan sekadar proyek biasa, melainkan bagian dari fenomena musik remaja di era radio Prambors yang populer kala itu.
Album Jakarta Jakarta, 10 Pencipta Remaja, hingga Kemarau II menjadi saksi peran Yaya dalam membentuk identitas musik Indonesia era 80-an.
Gaya Bermusik Dari Rock Keras ke Jazz Eksperimental
Meski dikenal sebagai drummer rock stylish dengan akurasi presisi, perjalanan Yaya tidak berhenti pada satu genre. Ia melangkah ke dunia jazz sebuah perpindahan yang bagi sebagian musisi mungkin seperti berpindah dimensi.
Pada tahun 1982, kelompok jazz Gold Guys mengajaknya menggantikan drummer sementara. Tiga tahun kemudian, Indra Lesmana mengundangnya tampil di Taman Ismail Marzuki. Kala itu, ia memainkan repertoar jazz-rock ala Bill Bruford, dan menurut banyak saksi, ia memainkannya dengan sempurna.
Genre bagi Yaya bukan batasan melainkan ruang eksplorasi.
Era Baru: Gong 2000 dan God Bless
Memasuki awal 2000-an, sebuah babak baru terbuka. Gitaris Ian Antono membentuk Gong 2000 bersama beberapa nama besar: Akhmad Albar, Donny Fattah, dan Harry Anggoman dan tentu saja, Yaya Moektio sebagai pengendali beat.
