Band itu menjadi salah satu tonggak rock modern Indonesia, dan Yaya memainkan peran sentral dalam ritme dan energinya.
Beberapa tahun setelahnya, Yaya bergabung penuh dengan God Bless. Bersama band rock paling ikonik di Indonesia itu, ia tampil dalam berbagai panggung besar hingga ikut menggarap album 36th pada 2009.
Keberadaannya bukan sekadar pengiring tetapi elemen penting dalam dinamika musik God Bless.
Drummer dengan Warna Sendiri
Banyak musisi hebat pernah memegang drum set di Indonesia. Namun Yaya memiliki sesuatu yang berbeda: signature feel.
Permainannya tidak hanya presisi, tetapi juga memiliki emosi perpaduan teknik, intuisi, dan pengalaman puluhan tahun. Dari musik pop bersama DD Record hingga album Endar Pradesa di akhir 70-an, ia selalu mampu menyesuaikan diri tanpa kehilangan identitas.
Yang menarik, atribut musikal Yaya tidak hanya terletak pada ketukan, tetapi pada kesadaran dinamika kapan harus agresif, kapan harus lembut, kapan diam justru menjadi bagian dari irama.
Bukan Sekadar Drum Fill
Yaya Moektio telah pergi, tetapi dentuman ritmenya tidak hilang. Ia meninggalkan rekaman, pertunjukan, dokumentasi panggung, dan inspirasi bagi generasi baru drummer Indonesia.
Bagi sebagian orang, ia adalah drummer Gong 2000. Bagi yang lain, ia sosok penting God Bless. Namun bagi seluruh industri musik Indonesia, ia adalah legenda musisi yang melintasi era, tren, dan genre tanpa kehilangan integritas.
Kini panggung sepi, stick diletakkan, dan musik menjadi doa. Selamat jalan, Yaya Moektio. Beat-mu akan terus bergema.
