JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Acara resensi buku yang digelar di Universitas MH Thamrin pada Sabtu, 6 Desember 2025 berlangsung dinamis dan sarat gagasan strategis.
Dua buku Di Atas Bendera Rempah dan Herbal Indonesia serta Perempuan Rempah dan Indonesia Emas menjadi fokus pembahasan dalam forum akademik yang dihadiri ratusan mahasiswa dan masyarakat umum, dipandu oleh narasumber Firdaus Syamsu, S.IP., MKM., dan moderator Dr. Agus Rizal.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Fakultas Komputer.
Kolaborasi Ilmu Komputer dan Rempah-Herbal
Dekan Fakultas Komputer, Dedi Setiadi, ST., MM., membuka kegiatan dengan menegaskan bahwa pengetahuan tentang rempah dan herbal harus menjadi kompetensi dasar lintas disiplin.
Menurutnya, integrasi teknologi informasi dan ilmu komputasi dengan sektor rempah-herbal dapat melahirkan inovasi dan memperkuat ekonomi berkelanjutan di masa depan.
Indonesia, Tanah Rempah yang Harus Bangkit Kembali
Dalam paparannya, Firdaus mengingatkan bahwa Indonesia sejak berabad-abad merupakan pusat gravitasi perdagangan rempah dunia.
Kekayaan ini, katanya, harus kembali ditempatkan sebagai instrumen politik dan ekonomi nasional.
Ia menekankan pentingnya hilirisasi yang dimulai dari akar budaya: perempuan sebagai motor awal pengolahan rempah menjadi bumbu siap pakai, gourmet blend, serta berbagai produk bernilai tambah tinggi.
“Hilirisasi sejati lahir dari keterampilan masyarakat, bukan semata-mata dari skala industri besar,” tegas Firdaus.
Rempah-Herbal sebagai Dialog Peradaban
Moderator Dr. Agus Rizal membawa diskusi ke ranah filosofis. Menurutnya, rempah, herbal, dan jamu merupakan hasil dialog panjang manusia dengan alam.
Kekayaan ini adalah warisan peradaban sekaligus amanah yang harus dijaga dan dikembangkan untuk generasi mendatang.
