JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mengungkap penyebab jebolnya enam tanggul di yang berada di pesisir utara ibu kota.
Ketua Sub Kelompok Perencanaan Bidang Pengendalian Rob dan Pengembangan Pesisir Pantai Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Alfan Widyastanto, menjelaskan, kebocoran tanggul karena penurunan muka tanah dan faktor usia.
"Kebocoran tanggul disebabkan salah satunya penurunan muka tanah yang mengakibatkan kemungkinan adanya pergeseran struktur tanggul tersebut," kata Alfan, Minggu, 7 Desember 2025.
Menurut Alfan, tanggul Muara Baru memang sudah berusia lama sekitar sudah 10 tahun. Sehingga berpotensi mengalami kerusakan.
"Maka dari itu, diperlukan upaya pemeliharaan untuk menjaga kekuatan tanggul tersebut," kata Alfan.
Baca Juga: SDA Bakal Perbaiki Tanggul Muara Baru dengan Konstruksi yang Lebih Kuat
Ia menyampaikan, penambalan dengan karung pasir pada kebocoran tanggul di Muara Baru menjadi salah satu upaya penanganan darurat dan sementara agar rembesan air akibat tekanan air laut dapat diminimalisir.
"Untuk pemeliharaan tanggul tersebut, Dinas SDA DKI Jakarta menganggarkan sekitar Rp8 miliar," ucap Alfan.
Sementara itu, pengamat tata kota, Yayat Supriyatna menyebut kerusakan atau jebolnya tanggul pantai, salah satunya di Muara Baru, Penjaringan, perlu dilihat lebih detail.
Dalam hal ini, jebolnya tanggul apakah disebabkan karena struktur bangunan yang memang sudah tidak mumpuni.
"Jadi kerusakan struktural itu artinya dia korosif, dia retak, kemudian konstruksinya terganggu, atau karena usia. Jadi degradasi struktural, itu bisa dikatakan karena usia juga bisa. Itu kan penyebabnya pasti salah satunya di situ," kata Yayat dihubungi Minggu, 7 Desember 2025.
"Jadi lihat dulu tadi dari faktor usia dan perawatannya. Selama ini bagaimana perawatan yang dilakukan. Sejak tahun berapa tanggul itu dibangun. Bagaimana kondisi tanggul dipelihara baik atau tidak," ungkapnya.
Menurut Yayat, tindakan Pemprov DKI dalam hal ini SDA yang melakukan penanganan sementara dengan ditutup menggunakan urukan dan karung berisi pasir hanya bersifat sementara.
Baca Juga: Warga Muara Angke Minta Pemerintah Percepat Pembangunan Tanggul Mitigasi-NCICD
Ia menyampaikan, untuk dilakukan penanganan selanjutnya, perlu mengamati kondisi cuaca. Yang pasti, kata dia, jika air laut sedang dalam kondisi pasang, tidak akan bisa dilakukan penanganan yang bersifat permanen.
"Nanti kalau sudah turun kondisi muka airnya, barulah tindakan itu dilakukan. Dan perbaikannya juga berapa panjang dilakukan. Jadi itu aja paling untuk sementara ini," jelas Yayat.
"Nanti sambil melihat tempat-tempat lain, apakah ada yang mengalami kerusakan yang sama, retak atau korosi atau penurunan dan sebagainya," ujarnya.