POSKOTA.CO.ID - Krisi iklim sudah nyata adanya. Sejumlah bencana mulai dari banjir, hujan deras, tanah longsor di sejumlah daerah menunjukkan betapa seriusnya krisis iklim sedang dihadapi negeri kita.
“Yang lagi viral, kayu gelondongan terseret arus banjir bandang yang tengah terjadi di beberapa daerah di Sumatera. Yah, kayu gelondongan terseret arus banjir,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.
“Beragam komentar pun bermunculan, dari mana kayu gelondongan berasal, siapa yang menebang dan menimbun,” tambah Yudi.
“Yang menjadi pertanyaan adalah kayu gelondongan itu hasil tebang resmi atau ilegal. Jika resmi berarti memperoleh izin tebang, terus kebutuhannya untuk apa. Jika tidak ada izin tebang, berarti illegal logging,” urai mas Bro.
“Itu urusan pemerintah pusat, pemda dan instansi terkait untuk mengusutnya lebih lanjut. Dengan kata lain banjir bandang akan menguak pembalakan, resmi atau liar. Yang jelas, tebang hutan tidak sembarangan,” kata Heri.
Baca Juga: Obrolan Warteg: Setahun Tanpa Perbaikan, Dibekukan
“Masih adanya praktik illegal logging juga fakta yang tidak terbantahkan. Ini perlu adanya penegakan hukum yang tegas tanpa pandang bulu. Usut siapa pemodalnya dan bekingnya, “ ujar Yudi.
“Ada penebangan liar karena ada yang membelinya, ada pemodalnya dan bekingnya sehingga kayu gelondongan bisa bebas dijualbelikan,” kata Heri.
“Sementara kita tahu tanah longsor dan banjir bandang yang baru saja terjadi, selain disebabkan karena krisis iklim, juga karena ulah manusia yang tidak peduli terhadap lingkungan,” jelas mas Bro.
“Pembalakan liar, penambangan ilegal dan menjadi salah satu penyebabnya, “ kata Heri.
“Tak hanya merugikan negara hingga puluhan triliun per tahun akibat pembalakan liar, dan belasan triliun akibat penambangan liar. Juga kerusakan lingkungan untuk jangka panjang, kehilangan keanekaragaman hayati. Belum lagi kerusakan siklus air yang mengancam kekeringan,” urai mas Bro.
“Para pelaku dan kroninya yang menikmati untung akibat pembalakan liar, kita rakyat yang buntung akibat kerusakan lingkungan, banjir bandang dan sebagainya,” ujar Yudi.
“Kasihan anak cucu kita yang tidak tahu apa – apa, ikut menanggung kerugian akibat pembalakan dan penambangan liar yang menyebabkan kerusakan lingkungan dalam jangka panjang,” ujar Heri.
“Jadi masalah yang dihadapi negeri kita tak hanya krisis iklim yang ditandai peningkatan suhu, perubahan cuaca tidak menentu. Juga krisis lingkungan. Ini yang harus tangani segera,” kata mas Bro. (Joko Lestari).
