"Bagian dari strategi jangka panjang untuk menjaga keberlanjutan populasi di alam, memperkuat keanekaragaman genetik, dan mengelola habitat secara terukur dan aman," ujarnya.
Lebih lanjut, Ardi menyampaikan kronologis peristiwa tersebut dimulai saat Musofa berhasil masuk pit trap pada 3 November 2025. Kemudian, proses pemindahan dilakukan setelah mempertimbangkan faktor cuaca ekstrem dan keselamatan satwa.
Musofa tiba di JRSCA pada 5 November 2025 dengan kondisi stabil dan menunjukkan respons adaptasi yang baik pada fase awal.
"Tim dokter hewan memberikan observasi ketat dan penanganan kesehatan sejak hari pertama," tuturnya.
Namun tambah dia, pada 7 November 2025, Musofa mengalami penurunan kondisi klinis. Tim medis pun segera memberikan penanganan darurat sesuai standar penyelamatan satwa liar.
"Namun sayangnya pada sore di hari yang sama, Musofa dinyatakan tidak dapat diselamatkan," katanya.
Baca Juga: 30 Badak Jawa Mati Akibat Perburuan Liar, Tim Satgas TNUK Ringkus 6 Tersangka
Dijelaskannya, nekropsi dilakukan oleh tim patologi Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University untuk memastikan penyebab kematian Musofa.
Kemudian, pemeriksaan menunjukkan adanya penyakit kronis yang sudah berlangsung lama pada lambung, usus, dan otak, infeksi parasit dalam jumlah signifikan, serta tanda degenerasi jaringan.
"Ditemukan pula luka lama akibat perkelahian di alam, yang menjadi faktor tambahan, namun bukan penyebab utama," jelasnya.
