JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Jakarta menduduki peringkat pertama kota dengan populasi terdapat mencapai 42 juta jiwa. Hal itu berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Anggota Komisi A DPRD Jakarta, Kevin Wu menyampaikan, laporan PBB tidak mengejutkan. Posisi Jakarta sebagai pusat ekonomi, pemerintahan, dan politik nasional menjadikan kota ini pusat bagi penduduk dari berbagai daerah.
"Singkatnya, Jakarta menyediakan banyak kesempatan bagi banyak orang yang sedang mencari sumber penghidupan," kata Kevin kepada Poskota, Rabu, 26 November 2025.
Kevin menjelaskan, arus keluar-masuk penduduk Jakarta merupakan konsekuensi dari besarnya peluang di kota ini.
Baca Juga: Ketua DPRD Jakarta Sebut Kesejahteraan Guru Masih Masih jadi Persoalan Serius
"Pergerakan penduduk keluar dan masuk Jakarta ini merupakan kenyataan yang harus kita hadapi secara bersama-sama," ucapnya.
Menurut Kevin, kebijakan penertiban kependudukan, termasuk pendataan setelah momen Lebaran atau perayaan besar lainnya, tidak lagi cukup untuk menahan laju urbanisasi.
"Pemprov DKI dengan berkolaborasi bersama pemerintah pusat harus mengambil langkah yang lebih proaktif," kata dia.
Menurutnya, jika kepadatan sebagai masalah, maka harus diselesaikan hingga ke akarnya supaya setiap solusi tidak terkesan seperti tambal sulam.
Baca Juga: DPRD Jakarta Sambut Baik Keberadaan Prabu di Sekolah untuk Cegah Perundungan
"Lagi-lagi, banyak warga datang ke Jakarta karena melihat adanya kesempatan, terutama untuk mencari sumber pencaharian," kata dia.
"Namun, tidak sedikit dari mereka juga terdorong keluar dari daerah asalnya karena di sana masih belum ada kesempatan sebanyak di Jakarta ini," ucapnya menambahkan.
Atas dasar itu, Kevin menyarankan Pemeirntah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta melihat persoalan kepadatan penduduk dengan perspektif yang lebih luas, termasuk ikut mengembangkan wilayah penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek).
"Fokus-fokus pertumbuhan ekonomi harus disebar ke wilayah-wilayah lain. Tanpa mengurangi peran penting pusat-pusat perekonomian di Jakarta, pusat-pusat baru harus dibangun di wilayah-wilayah sekitar Jakarta," tuturnya.
Menurutnya, apabila hal itu dilakukan tekanan populasi terhadap Jakarta dapat berangsur menurun.
"Apabila itu bisa dilakukan, maka orang-orang tidak perlu lagi pergi ke Jakarta dan kepadatan di ibukota bisa dikurangi," ucapnya. (cr-4)