KALIDERES, POSKOTA.CO.ID - Warga Kampung Bilik, RW 07, Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, menolak disebut penghuni liar.
Warga Kampung Bilik diminta meninggalkan tempat tinggalnya, karena lahan tersebut akan dibangun Tempat Pemakaman Umum (TPU) seluas 65 hekatare.
"Kami tolak dong. Nyoblos juga nyoblos. KTP pun sama, DPR RI, sampai ke Gubernur, sampai ke Presiden nih, punya hak pilih," kata Budi dihubungi, Selasa, 25 November 2025.
Sementara itu, mereka akan direlokasi ke rumah susun (rusun) setelah meninggalkan tempat tinggal di Kampung Bilik. Hanya saja, Budi mempertanyakan langkah pemerintah melakukan relokasi.
Baca Juga: Pembangunan TPU di Kampung Bilik Jakbar, Warga Diminta Pindah
"Tapi sosialiasi itu pun arahnya mau ke mana dan gimana itu memang enggak jelas arahnya, gitu," ucapnya.
Menurutnya, warga enggan hengkang dari Kampung Bilik saat lokasi relokasi belum jelas.
"Belum ada kejelasan kami mau dibawa ke mana, mau direlokasi ke mana, ya jadi kami belum siaplah. Intinya tuh itu, belum ada kejelasan. Rusun itu juga belum jelas, mekanismenya seperti apa," katanya.
Ia menyebutkan, lahan tersebut tidak bertuan sebelum ditinggali. Lahan tersebut dibeli Budi dari seseorang pemilik.
Baca Juga: Tembok Pembatas TPU Jeruk Purut Roboh, Distamhut DKI Pastikan Langsung Ditangani
"Tadinya kan lahan empang nih, tanah garapan bentuknya empang tadinya tuh kayak tempat budidaya ikan. Nah terus dijual sepetak, sama kita juga dulunya beli tapi tanpa ada legalitas," katanya.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Sudis Tamhut) Jakbar, Dirja Kusuma mengatakan, warga ber-KTP Jakarta di Kampung Bilik akan direlokasi ke rusun.
"Khusus untuk penghuni yang ber-KTP DKI, ditawarkan untuk pindah rusun yang ada di Jakarta. Itu disampaikan dalam sosialisasi yang sudah mulai dilakukan masing-masing kelurahan," ujar dia.
Saat ini, pihak Kelurahan Kamal dan Pegadungan masih melakukan pendataan warga yang secara ilegal mengokupasi lahan tersebut.
"Untuk jumlah pasti penghuninya masih didata ya. Tapi dalam sosialisasi minggu lalu, mereka sudah diminta untuk meninggalkan lahan itu secara mandiri," ucap dia.