Ilustrasi, sejumlah anak didampingi orang tua mengikuti pelatihan tari tradisional di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Karang Anyar, Sawah Besar, Jakarta, Minggu, 23 November 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Bilal Nugraha Ginanjar)

Nasional

Sosiolog Sebut Faktor Ekonomi Jadi Penyebab Utama Kekerasan Terhadap Perempuan

Minggu 23 Nov 2025, 21:18 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sosiolog dari Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar, menyampaikan, bahwa persoalan ekonomi merupakan faktor dominan yang memicu kekerasan dalam rumah tangga, khususnya yang menyasar perempuan dan anak.

"Faktor ekonomi penyebab utama kekerasan terhadap perempuan (yang) selalu menjadi korban kekerasan di rumah tangga," ucap Musni kepada Poskota, Minggu, 23 November 2025.

Menurut dia, tekanan finansial, seperti akibat kehilangan pekerjaan atau menurunnya pendapatan keluarga sering memicu disharmoni dalam rumah tangga.

"Ayah sebagai kepala keluarga yang mengalami frustasi dan bahkan depresi, akan melampiaskan perasaan frustasi dan depresi dengan menyalahkan istri, yang tidak jarang istri dilakukan secara kasar dengan tindakan kekerasan seperti mencaci maki dan memukuli," ujar Musni.

Baca Juga: Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Jakarta Melonjak, Pengamat Sosial Beberkan Penyebabnya

Selain itu, dikatakan Musni, faktor psikologis memiliki turut berperan dalam membentuk perilaku kekerasan seseorang.

"Jika seorang anak laki-laki sering melihat ibunya dipukul oleh ayahnya, maka setelah besar ingin mempraktikkan kelakuan ayahnya memukul istrinya," ungkap Musni.

Musni pun menyebut faktor sosial memiliki dampak besar. Lingkungan yang permisif terhadap kekerasan, di mana memukul perempuan dianggap hal biasa, membentuk budaya yang berulang dari generasi ke generasi.

"Jika di lingkungan masyarakat terbiasa perempuan dipukul oleh ibunya atau bapaknya, maka bisa menjadi kebiasaan di setiap keluarga. Perempuan diperlakukan kasar dan bahkan kejam," ungkap dia.

Meski demikian, Musni mengatakan, faktor pemberitaan dan konten di media sosial terhadap perilaku kekerasan rumah tangga masih tergolong kecil.

Baca Juga: Pemprov DKI Perkuat Pencegahan Kekerasan Perempuan dan Anak, Ribuan Korban Sudah Ditangani

"Menurut saya kekerasan rumah tangga dengan korban kekerasan terhadap perempuan yang dipengaruhi oleh pemberitaan di media sosial, walaupun ada, tetapi sangat minim pengaruhnya," kata Musni.

Ia menilai, bahwa realitas sehari-hari yang penuh tekanan, terutama ekonomi justru memiliki pengaruh jauh lebih besar.

"Yang dominan adalah faktor ekonomi yaitu perut. Kalau tidak ada yang mau dimakan, akan menimbulkan masalah dari istri yang kemudian direspons suami, yang tidak jarang dengan kekerasan terhadap istri yang sering berakhir dengan perceraian, yang walaupun dibolehkan tetapi sangat dimurkai oleh Allah," ucapnya. (cr-4)

Tags:
Musni Umarpenyebab KDRTKDRTkekerasan terhadap perempuan dan anak

Tim Poskota

Reporter

Mohamad Taufik

Editor