JAKARTA,POSKOTA.CO.ID - Tiga siswa SD hingga SMP di Jakarta menyampaikan, unek-unek dan harapan mereka terkait maraknya kasus bullying, ketidakadilan terhadap anak perempuan, hingga perilaku merokok di usia dini.
Unek-unek itu disampaikan langsung kepada Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, saat Kampanye Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak 2025 di Balai Agung, Balai Kota Jakarta, pada Sabtu, 22 November 2025.
Raafi Hadyatma, siswa berusia 11 tahun, dari SDN Cipinang 10 Pagi menyampaikan keresahan tentang bullying yang masih marak terjadi di lingkungan sekolahnya. Bahkan, dia dan temannya pernah menjadi korban bullying karena kondisi fisiknya.
"Saya dan teman-teman saya suka di-bully karena adanya orang yang fisiknya kurang. Maka dari itu, kami jadi kurang percaya diri. Contohnya, dikatain gendut, pendek, hitam. Dampaknya adalah anak menjadi trauma, ragu-ragu, dan tidak percaya diri," ujar Raafi.
Baca Juga: DPRD Bekasi: Kasus Bullying Naik Bukan Karena SDM, Tapi Miskin Akhlak
Raafi pun berharap, agar Wagub Rano Karno dapat meninjau langsung ke sekolahnya. "Harapan saya adalah meninjau di sekolah kami dan memberikan peraturan yang bagus dan baru agar tidak terjadi lagi pembullyan," kata Raafi.
Viona Chandra Kirana, 12 tahun, siswa SDN Susukan 03 Pagi mengatakan, bahwa ketidakadilan gender masih banyak terjadi, bahkan di lingkungan sekolah dasar. Menurutnya, banyak anak laki-laki yang masih meremehkan, merundung, hingga melakukan pelecehan terhadap anak perempuan.
"Ternyata, masih banyak ketidakadilan dan juga kawasan yang kurang aman bagi anak perempuan. Contohnya, seperti masih banyak anak laki-laki yang suka meremehkan dan juga melecehkan anak perempuan," ujar Viona.
Selain itu, ia juga menyinggung fenomena anak putus sekolah akibat tekanan ekonomi. Anak-anak yang berhenti sekolah biasanya langsung masuk dunia kerja untuk membantu keluarga.
"Dan juga, anak putus sekolah itu bisa terjadi karena faktor ekonomi. Ketika mereka putus sekolah, mereka akan pergi ke dunia kerja untuk mencari uang. kejadian tersebut yang saya ceritakan itu sudah sering terjadi di sekitar kita," ucap Viona.
Viona kemudian menyoroti bahaya pelecehan seksual yang kerap terjadi di gang-gang sempit yang gelap. Yang lebih menyakitkan, kata dia, korban justru sering disalahkan atas pakaian yang dikenakan.
"Selanjutnya ada daerah yang kurang aman bagi anak perempuan. Biasanya kejadian atau kasus pelecehan itu terjadi di gang-gang sempit yang gelap. Terkadang korban ingin menindaklanjuti kejadian pelecehan tersebut, pasti yang selalu disalahkan itu adalah korban, dari apa yang korban kenakan pada hari itu," kata Viona.
Dia pun berharap, agar Wagub Rano dapat memberikan perhatian khusus terhadap berbagai persoalan yang ia sampaikan.
"Yang pertama, Bapak Wakil Gubernur dapat membebaskan perempuan untuk berimajinasi, bercita-cita lebih tinggi lagi, dapat memastikan bahwa semua orang telah dapat berpikir bahwa manusia itu sama sederajat," katanya.
Baca Juga: Pramono Kukuhkan 1.005 Prabu Generasi Ketiga, Cegah Bullying di Sekolah
"Dapat memperbanyak CCTV dan juga lampu-lampu di jalanan sekitar, dapat membantu memberikan pendidikan yang lebih layak kepada anak yang putus sekolah dan dapat memberikan KJP kepada anak yang jauh lebih membutuhkan," ungkapnya.
Masalah lain muncul dari dunia remaja, seperti disampaikan Muhammad Fizly Arahman, 14 tahun, siswa SMP Negeri 110 Jakarta. Ia mengungkapkan keprihatinannya mengenai maraknya anak SD hingga SMP yang merokok.
"Anak-anak di usia SD atau SMP sudah sekali banyak yang merokok, dan itu banyak sekali," ujar dia.
"Permasalahan ini harus ditindaklanjuti dengan langkah yang tegas, sesuai undang-undang yang berlaku agar di sekolah kita di DKI Jakarta tidak ada yang merokok dan bebas dari asap rokok," ujarnya.
Fizly menilai, perilaku itu muncul akibat kurangnya pengawasan orang tua dan lemahnya kontrol lingkungan.
"Permasalahan ini, sering terjadi di kalangan anak-anak remaja. Karena kurangnya dipantau oleh orang tua, karena kekurangan faktor ayah, Pak. Itu yang pertama, mungkin. Jadi masa depannya tidak tertata rapi oleh orang tua," ungkap Fizly.
Dia pun berharap, agar Pemda Jakarta dapat menindak tegas para siswa atau anak di bawah umur yang kedapatan merokok sesuai aturan.
"Agar sekolah kita di DKI Jakarta menjadi sekolah yang aman, nyaman, dan ramah anak, terbebas dari asap rokok," kata dia. (cr-4)