Fenomena ini berpotensi mengakibatkan banjir material vulkanik yang dapat merusak fasilitas, mengganggu aktivitas warga, hingga mengancam keselamatan.
Kepala BPBD Klaten, Anjung Darojati Nuruzzaman, menegaskan masyarakat perlu memahami bahwa meskipun arah guguran lava belum mengarah ke Kaliworo, ancaman lahar hujan tetap nyata.
Ia meminta warga untuk tidak lengah, terutama saat melihat perubahan cuaca yang mengarah pada hujan lebat.
Baca Juga: Asyik! Ada Diskon 30 Persen Beli Tiket Kereta Api Saat Nataru, Cek Syarat dan Ketentuannya!
Selain itu, ia menambahkan bahwa masyarakat sebaiknya menghindari aktivitas di bantaran Kaliworo saat curah hujan tinggi.
Aktivitas seperti bekerja di area sungai, mengambil pasir, atau kegiatan lain yang berada di jalur aliran sungai dapat meningkatkan risiko terjebak lahar hujan yang datang secara tiba-tiba.
Edukasi mengenai perubahan kondisi sungai juga perlu terus disampaikan agar warga dapat mengenali tanda-tanda awal potensi bahaya.
BPBD Klaten juga memastikan koordinasi dengan BPPTKG dan instansi kebencanaan lainnya tetap berlangsung untuk memantau perkembangan aktivitas Merapi.
Informasi kondisi terbaru disampaikan secara berkala agar langkah mitigasi dapat dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran.
Pemerintah daerah mengimbau masyarakat untuk mengikuti arahan petugas dan menghindari penyebaran informasi yang tidak terverifikasi.
Dengan status siaga yang masih berlaku, peningkatan kewaspadaan warga menjadi langkah penting dalam mencegah risiko yang lebih besar.
Masyarakat diharapkan terus mengikuti perkembangan resmi dan memahami bahwa kewaspadaan kolektif menjadi kunci menghadapi potensi bahaya dari aktivitas Merapi.
