POSKOTA.CO.ID - Indonesia kembali berduka atas berpulangnya Hj. Rugaiya Usman Wiranto, istri dari Jenderal TNI (Purn) Wiranto yang saat ini menjabat sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Politik dan Keamanan. Rugaiya Usman meninggal dunia pada Minggu, 16 November 2025 pukul 15.55 WIB di Bandung.
Kepergian sosok yang selama puluhan tahun berada di sisi Wiranto ini menyisakan kisah panjang tentang cinta, kesetiaan, dan perjalanan hidup berdua sejak usia remaja.
Menurut informasi yang diterima dari keluarga dekat, jenazah almarhumah dibawa ke Jakarta dan disemayamkan di rumah duka di Jl. Palem Kartika Nomor 21, Kompleks PATI-AD Bambu Apus, Jakarta Timur. Jenazah dijadwalkan tiba sekitar pukul 22.00 WIB sebelum diberangkatkan ke Solo, Jawa Tengah, pada keesokan harinya melalui Bandara Halim Perdanakusuma untuk dimakamkan di Delingan, Karanganyar.
Baca Juga: BPNT Tahap 4 2025 Tak Kunjung Cair Meski Sudah Terdaftar? Ini Penjelasan Resmi Pemerintah
Awal Pertemuan: Cinta yang Tumbuh Sejak Usia 15 Tahun
Melansir dari berbagai sumber, kisah cinta antara Wiranto dan Rugaiya Usman jarang terekspos media. Namun, dari beberapa wawancara terdahulu, Rugaiya pernah mengisahkan bagaimana perkenalan mereka terjadi ketika ia berusia 15 tahun dan masih duduk di kelas satu SMA.
Saat itu, Rugaiya aktif mengikuti kegiatan sekolah, mulai dari gerak jalan, membaca puisi, hingga tampil sebagai peserta pemilihan ratu di berbagai acara sekolah.
Di salah satu ajang pemilihan ratu tersebut, Wiranto hadir sebagai juri menggantikan temannya. Pertemuan itu menjadi titik awal hubungan mereka yang kemudian berkembang secara alami.
Melanjutkan Pendidikan Melalui Janji Pernikahan
Salah satu kisah yang paling dikenang Rugaiya Usman adalah perjuangannya melanjutkan pendidikan. Setelah lulus SMA, ia mengaku tidak memiliki biaya untuk kuliah. Meskipun ada pihak lain yang bersedia membiayai, ia khawatir hal itu menimbulkan utang budi.
Dalam situasi itu, Rugaiya mengungkapkan kepada Wiranto satu permintaan penting: ia bersedia menikah dengan Wiranto dengan syarat suaminya kelak membantu membiayai pendidikannya. Wiranto menyanggupi janji itu, dan pernikahan mereka berlangsung pada 22 Februari 1975. Kesepakatan sederhana namun penuh makna tersebut menjadi fondasi perjalanan mereka sebagai pasangan.
Rugaiya kemudian menempuh kuliah di Fakultas Hukum di Jember, sementara Wiranto menjalankan tugas militernya di Jawa.
Peran Sebagai Istri dalam Karier Publik Wiranto
Sebagai istri seorang tokoh militer sekaligus pejabat negara, Rugaiya Usman berperan penting dalam mendampingi karier Wiranto dari masa ke masa. Ia hadir dalam berbagai kegiatan, baik formal maupun nonformal, dan menjadi sosok yang memberikan ketenangan serta dukungan emosional bagi suaminya.
Dalam sebuah wawancara tahun 2004, Rugaiya pernah mengatakan bahwa Wiranto selalu menyebut dirinya sebagai “pakaian”. Ungkapan metaforis tersebut menggambarkan bagaimana keberadaan Rugaiya menjadi pelindung, penutup rasa lelah, dan bagian yang menyempurnakan penampilan seorang figur publik. Pakaian, menurut mereka, bukan hanya sekadar untuk terlihat rapi, tetapi juga simbol kehormatan.
Harmoni Rumah Tangga: Cemburu yang Wajar dan Kepercayaan yang Kokoh
Meski keduanya menjalani kehidupan rumah tangga di tengah kesibukan dan tekanan jabatan, hubungan mereka tetap harmonis. Rugaiya mengakui bahwa dirinya memiliki sifat cemburuan, namun ia menekankan bahwa kecemburuan itu berada dalam batas wajar sebagai tanda cinta. Kunci pernikahan mereka terletak pada rasa saling percaya.
Menariknya, Rugaiya juga pernah mengenang bagaimana Wiranto tidak pernah mengungkapkan cinta melalui kata-kata romantis saat mereka masih berpacaran.
Bagi Wiranto, cinta bukan sekadar diucapkan melalui surat atau puisi, tetapi diwujudkan melalui perhatian, kasih sayang, dan kesediaan berkorban.
Baca Juga: Perkebunan Jagung Binaan Kapolres Serang di Kopo Dikunjungi Delegasi Tiongkok
Pengabdian Wiranto dan Pengalaman Orang Terdekat
Sosok Wiranto juga dikenal oleh orang-orang yang pernah bekerja dengannya. Salah satu di antaranya adalah aktor Dian Sidik yang pernah menjadi "ajudan" Wiranto untuk keperluan pendalaman peran dalam film Di Balik 98.
Dian menggambarkan Wiranto sebagai sosok lembut, disiplin, dan tetap menjalankan tugas meski dalam keadaan lelah. Ia bahkan sempat melihat langsung bagaimana seorang jenderal pun bisa tertidur pulas karena kelelahan menjalankan tugas negara.
Warisan Kisah Cinta 44 Tahun
Pernikahan Wiranto dan Rugaiya yang telah berlangsung selama 44 tahun menjadi contoh hubungan yang dibangun atas dasar pengertian, komitmen, dan kerja sama. Dari pertemuan sederhana di masa SMA, keduanya tumbuh menjadi pasangan yang saling mendukung hingga akhir hayat.
Kepergian Rugaiya Usman meninggalkan jejak panjang dalam perjalanan hidup Wiranto dan keluarga, sekaligus menjadi refleksi tentang cinta yang bertahan melalui waktu, tantangan, dan perubahan. Kisah mereka menunjukkan bahwa hubungan yang langgeng bukan hanya berdiri di atas kata manis, melainkan sikap saling menjaga dan menghormati.
